Ciledug Archives Selenggarakan Pelestarian Sejarah Lokal
Berita Online FAH - Komunitas Ciledug Archives, sebuah perkumpulan yang berfokus pada sejarah lokal, sukses menyelenggarakan sebuah acara bertajuk "Jejak Ciledug Tempo Doeloe, Menggali dan Merawat Memori Sejarah Ciledug sebagai Bagian dari Identitas Lokal" pada Sabtu, 6 September 2025. Satria Tamami, salah satu aktivis edukasi sejarah dan Ketua Komunitas Ciledug Archives, yang juga merupakan alumni Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam, Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, turut menjadi inisiator dalam acara ini. Bertempat di Gedung Pertemuan Bhayangkara, Asrama Polri Ciledug, acara ini bertujuan mengajak masyarakat untuk kembali menelusuri dan melestarikan warisan sejarah Ciledug, yang sering kali terlupakan di tengah perkembangannya sebagai kota penyangga Jakarta. Kegiatan ini juga menjadi terobosan untuk memperkenalkan sejarah Ciledug secara lebih dekat kepada masyarakat, menjadikannya bagian dari identitas yang harus terus dijaga.
Kegiatan utama dalam acara ini adalah talkshow interaktif yang menghadirkan sejumlah pakar sejarah ternama. Para narasumber adalah Prof. Dr. Zeffry Alkatiri, S.S., M.Hum. (Guru Besar Sejarah Universitas Indonesia), Rico Fajrian, S.S. (Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah 8), Satria Tamami, S.Hum. (Ketua Komunitas Ciledug Archives), dan Harry Farinuddin, M.Hum. (Akademisi Sejarah). Mereka memaparkan berbagai fase perjalanan sejarah Ciledug, mulai dari perannya sebagai kawasan perkebunan pada era kolonial hingga menjadi pusat niaga modern saat ini. Selain diskusi, acara ini juga menampilkan sebuah mini galeri yang memamerkan arsip sejarah Masjid Agung Al-Ikhlas Ciledug, memberikan gambaran visual yang nyata kepada para peserta.
Ketua Komunitas Ciledug Archives, Satria Tamami, menjelaskan bahwa acara ini merupakan kolaborasi strategis dengan Badan Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah VIII Provinsi Banten dan Dinas Kebudayaan (DK) Jakarta melalui program Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan (FPK). Dukungan dari berbagai pihak, termasuk Asrama Polri Ciledug, menjadi kunci kesuksesan acara ini. Satria berharap, talkshow ini dapat menjadi langkah awal untuk mendukung program pelestarian sejarah dan memajukan kebudayaan lokal. “Acara ini bisa menjadi modal masa depan, di mana Ciledug memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai pusat wisata sejarah yang mampu meningkatkan daya tarik Kota Tangerang,” jelasnya.
Selain diskusi ilmiah, para pengunjung juga disuguhi penampilan Teater Topeng Blantek dari Sanggar Fajar Ibnu Sena. Penampilan kesenian tradisional ini menjadi daya tarik tersendiri, mengingat Topeng Blantek sudah jarang ditemukan dan terekspos di tengah masyarakat. Menurut Satria, penampilan ini sengaja ditampilkan karena dianggap unik dan mungkin menjadi yang pertama kali hadir di Ciledug. Satria juga mengungkapkan kekagumannya terhadap pertunjukan tersebut, yang turut memeriahkan suasana dan memperkaya pengalaman para peserta.
Hj. Enny, seorang tokoh perempuan Betawi Tangerang, turut mengapresiasi kegiatan ini. Ia salut dengan panitia, yang terdiri dari anak-anak muda peduli sejarah. Baginya, acara ini membuktikan bahwa sejarah bukanlah sekadar dongeng, tetapi harus didukung oleh data primer berupa situs dan teks. "Sejarah berbeda dengan dongeng atau mitos. Acara ini bagus karena punya data ilmiah," ungkapnya. Senada dengan itu, Harry Farinuddin, yang juga penerima manfaat program FPK, mengucapkan terima kasih atas dukungan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah 8 yang memungkinkan acara ini terlaksana dengan baik.
Acara "Jejak Ciledug Tempo Doeloe" bukan hanya sekadar pertemuan pegiat sejarah, tetapi juga sebuah upaya nyata untuk membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya merawat identitas lokal. Komunitas Ciledug Archives berkomitmen untuk terus menggelar kegiatan serupa nantinya, seperti tur sejarah, pameran arsip, dan publikasi buku. Harapannya, generasi muda tidak akan kehilangan jejak sejarahnya sendiri, dan Ciledug dapat dikenal tidak hanya sebagai kawasan penyangga Ibu Kota, tetapi juga sebagai wilayah yang kaya akan nilai sejarah dan budaya.
Referensi:
- Luigi. (2025, Agustus 29). Menelusuri Jejak Ciledug Tempo Doeloe 6 September 2025. Kobennews.id. Diakses dari: https://kobennews.id/menelusuri-jejak-ciledug-tempo-doeloe-6-september-2025/
- Ziz. (2025, September 7). Kegiatan Diskusi Jejak Ciledug Tempo Doeloe Dihibur Topeng Blantek. Aneka Fakta. Diakses dari: https://www.anekafakta.com/2025/09/kegiatan-diskusi-jejak-ciledug-tempo.html
- Pemerintah Kota Tangerang. (2025, September 8). Jelajahi Sejarah Lokal, Komunitas Ciledug Archives Gelar Talkshow Jejak Ciledug Tempo Doeloe. Tangerangkota.go.id. Diakses dari: https://www.tangerangkota.go.id/berita/detail/54747/jelajahi-sejarah-lokal-komunitas-ciledug-archives-gelar-talkshow-jejak-ciledug-tempo-doeloe?isv=share_link
- Taufik Hidayat at-Tanari. (2025, September 9). Jejak Emas Ciledug di Kota Tangerang: Komunitas Arsip Gelar Talkshow Sejarah Tempo Doeloe. Distrik News. Diakses dari: https://www.distriknews.com/read/20250909/Jejak-Emas-Ciledug-di-Kota-Tangerang-Komunitas-Arsip-Gelar-Talkshow-Sejarah-Tempo-Doeloe
Oleh: Faizal Arifin
Dokumentasi: