Zotero dan Gairah Literasi Digital: FAH UIN Jakarta Gelar Pelatihan Manajemen Referensi
Tangerang Selatan, Berita FAH Online — Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kembali menunjukkan komitmennya terhadap penguatan literasi digital dan kemampuan akademik mahasiswa dengan menggelar Pelatihan Manajemen Referensi: Zotero pada hari Selasa, (15/04/2025). Acara yang berlangsung pukul 10.00 hingga 13.00 WIB di Teater Abdul Ghani lantai 5 ini diikuti oleh lebih dari 35 peserta dari berbagai program studi.
Kegiatan ini diprakarsai oleh Pustakawan Praktikum (PUSTIKUM) dan dilaksanakan secara kolaboratif bersama Lembaga Pers Mahasiswa Artefah serta sejumlah elemen kemahasiswaan lainnya. Pelatihan menghadirkan Muhammad Azwar, S.Pd.I., M.Hum., dosen Ilmu Perpustakaan FAH, sebagai narasumber utama. Ia dikenal luas sebagai praktisi sekaligus praktisi yang mendalami manajemen referensi ilmiah.
Dalam berbagai sambutan mewakili Dekan FAH, Wakil Dekan III bidang Kemahasiswaan, Prof. Usep Abdul Matin, S.Ag., MA, MA, Ph.D., menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Ia menegaskan bahwa keterampilan mengelola referensi merupakan bekal penting bagi siswa, baik dari sisi penguasaan teknis ( hardskill ) maupun pengembangan karakter akademik ( softskill ). “Kegiatan seperti ini sangat menunjang studi program Indikator Kinerja Utama (IKU). Saya harap semua mahasiswa bisa ikut serta, karena keterampilan ini akan sangat berguna di masa depan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Prof. Usep juga membagikan pengalamannya dalam proyek penulisan Sejarah Nasional Baru, di mana perangkat manajemen referensi seperti Zotero dan Mendeley sangat membantu dalam menjaga akurasi dan keteraturan sumber referensi. Ia pun memuji kolaborasi antar unit mahasiswa sebagai bentuk sinergi yang konkret dan bermanfaat.
Presinta, S.Hum., selaku Pembina PUSTIKUM, turut memberikan pernyataan terkait pentingnya ketelitian dalam menyusun referensi ilmiah. Ia menyoroti fakta bahwa banyak siswa tingkat akhir masih kesulitan dalam menyusun situasi yang benar. “Padahal ini teknis, namun menjadi salah satu aspek penilaian akademik yang penting,” ujarnya.
Senada dengan hal tersebut, Wakil Ketua PUSTIKUM menambahkan bahwa pelatihan ini bukan hanya soal menguasai alat bantu digital, tetapi juga soal membangun semangat belajar yang lintas disiplin. Zotero, menurutnya, bisa menjadi pintu masuk bagi mahasiswa untuk menjelajahi dunia literasi ilmiah yang lebih dalam.
Acara dibuka secara simbolis dengan pemotongan pita oleh Prof. Usep, narasumber Muhammad Azwar, dan Pembina PUSTIKUM. Sambutan hangat juga datang dari Ketua Pelaksana Muhammad Yusuf Ghazi serta panitia pelatihan tahun lalu, Nurul Khalifah. Keduanya menyampaikan rasa bahagia karena pelatihan ini bisa kembali dihadiri dengan antusiasme yang tinggi.
Mayoritas peserta berasal dari Prodi Sejarah dan Peradaban Islam, disusul oleh Ilmu Perpustakaan, Bahasa dan Sastra Arab, Tarjamah, dan Sastra Inggris. Sepanjang sesi berlangsung, para peserta tampak aktif dan antusias, terutama saat praktik langsung penggunaan Zotero untuk menyusun kutipan dan daftar pustaka secara sistematis.
Salah satu peserta, Rif'at, mahasiswa semester enam Prodi Sejarah dan Peradaban Islam, mengungkapkan bahwa pelatihan ini sangat membantu memahami Zotero secara praktis. “Hal yang paling mendorong saya ikut pelatihan ini adalah karena ilmu ini cukup sulit dipelajari secara otodidak. Sekarang saya sudah mencapai tahap penggunaan berkala untuk menyusun karya tulis ilmiah,” tuturnya.
Di tengah era digitalisasi akademik, pelatihan ini menjadi respon nyata terhadap tantangan perhatian ekonomi , sebuah istilah yang disinggung oleh Prof. Usep dalam Berbagainya. Ia menekankan bahwa perhatian kini menjadi aset penting, dan dunia akademik harus mampu menyesuaikan diri dengan arus digital agar tetap produktif dan relevan. “Sebagai bidang akademik, kita tidak boleh tertinggal dalam menghadapi arus ini,” tegasnya.
Dengan terselenggaranya pelatihan ini, FAH UIN Jakarta kembali menegaskan sebagai ruang pembelajaran yang progresif—yang tidak hanya menjaga nilai-nilai keilmuan tradisional, tetapi juga aktif menjawab tantangan zaman.
Penulis: Rahmat Mubaroq
Dokumentasi: