Workshop Sejarah dan Peradaban Islam: Menggali Potensi dan Kreativitas dalam Era Digital
Ciputat, (31/5/2023). Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menyelenggarakan workshop bertema "Sejarawan Menatap Masa Depan: From Zero to Unlimited". Workshop ini diadakan dengan tujuan memperkenalkan para mahasiswa program studi Sejarah dan Peradaban Islam dengan berbagai peluang karir dan tantangan di dunia jurnalistik. Acara tersebut dihadiri oleh Dr. Zakiya Darojat, M.A., Ketua Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam UIN Jakarta, serta Dr. Ida Farida, M.LIS., Wakil Dekan I FAH UIN Jakarta.
Dalam sambutannya, Zakiya menekankan pentingnya mengoptimalkan potensi para mahasiswa selama studi di program ini. Dengan menguasai bidang Sejarah dan Peradaban Islam, lulusan program studi ini akan memiliki peluang yang beragam di dunia kerja. Workshop ini diharapkan dapat memberikan bekal tambahan kepada para alumni dan mahasiswa program studi SPI.
Selanjutnya, Wakil Dekan I menjelaskan pentingnya workshop tersebut. Ia menyampaikan bahwa para lulusan program studi Sejarah dan Peradaban Islam tidak hanya belajar di kelas dengan fokus pada inti sejarah, tetapi juga dapat memanfaatkan magang di berbagai tempat untuk memperluas pengetahuan mereka dalam bidang terkait. Workshop ini merupakan salah satu upaya untuk memberikan pemahaman yang lebih luas kepada mahasiswa mengenai potensi yang dapat mereka eksplorasi di dunia jurnalistik.
Dalam workshop tersebut, Mauluddin Anwar menjadi narasumber utama. Ia adalah seorang sarjana program Studi Sejarah dan Peradaban Islam UIN Jakarta lulusan tahun 1994, yang saat ini menjabat sebagai "GM of Special Program and Current Affair Liputan 6 SCTV".
Kang Awan, sapaan akrabnya, berbagi pengalamannya dalam dunia jurnalistik yang dimulai sejak masa kuliah sebagai penulis berita untuk mading kampus. Setelah lulus, ia terus meniti karirnya sebagai Editor di Gema Insani Pers dan menjadi reporter untuk majalah GATRA. Pada tahun 2000, Kang Awan mulai berkarir di televisi dan saat ini menjabat sebagai GM of Special Program and Current Affair Liputan 6 SCTV.
Dalam workshop tersebut, Kang Awan berbagi pandangannya mengenai pentingnya mengenali diri dan menggali potensi yang dimiliki oleh setiap individu. Menurutnya, meskipun ilmu humaniora dan ilmu abstrak sering kali dianggap remeh, kuliah bukanlah satu-satunya penentu masa depan. Ia mengajak para mahasiswa untuk melihat keberhasilan alumni sebagai sumber semangat dalam menghadapi masa depan.
Dalam era digital saat ini, Kang Awan juga berbicara tentang pentingnya kreativitas dan adaptabilitas dalam dunia jurnalistik. Ia menekankan bahwa dalam dunia digital, konten menjadi raja, dan kreativitas menjadi kunci kesuksesan. Kang Awan memberikan beberapa kunci keberhasilan dalam menciptakan konten yang menarik, seperti menjadi orisinal, mampu menjawab pertanyaan dari pemirsa, cerdas, akurat, konsisten, dan mampu berinteraksi dengan pembaca.
Kang Awan juga mengingatkan pentingnya beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di lingkungan sekitar. Dalam kehidupan yang terus berkembang, hanya ada dua pilihan, berubah atau mati. Ia mengajak para peserta workshop untuk menjaga dan memelihara kolaborasi, jaringan kerja, dan silaturahmi, karena hal-hal tersebut sangat penting untuk kesuksesan dalam dunia jurnalistik.
Dalam diskusi inti workshop, peserta aktif bertanya dan mendiskusikan berbagai topik terkait dunia jurnalistik dan potensi karir di bidang Sejarah dan Peradaban Islam. Mereka berbagi pengalaman dan ide-ide baru untuk mengembangkan kreativitas dalam menciptakan konten yang menarik dan relevan.
Sebagai kesimpulan, workshop "Sejarawan Menatap Masa Depan: From Zero to Unlimited" merupakan wadah yang bermanfaat bagi para mahasiswa dan alumni program studi ini untuk mengenal lebih jauh dunia jurnalistik dan mengeksplorasi potensi yang mereka miliki. Dengan menggabungkan pengetahuan sejarah dan kreativitas dalam dunia digital, para peserta diharapkan dapat menciptakan konten yang informatif, orisinal, dan menginspirasi.
Kontributor: Abdullah Arif
Editor: Faizal Arifin