SPI FAH UIN Jakarta Prestisius: Prodi SPI dengan Doktor Terbanyak plus Dosen Lulusan Luar Negeri
SPI FAH UIN Jakarta Prestisius: Prodi SPI dengan Doktor Terbanyak plus Dosen Lulusan Luar Negeri

Program Studi S1 Sejarah dan Peradaban Islam (SPI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki sejarah yang panjang sebagai salah satu jurusan tertua di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) Indonesia, sejak didirikan pada 9 Agustus 1960. Namun bukan hanya itu, banyak fakta menarik mengenai prodi SPI UIN Jakarta yang perlu diungkap.

Gedung IAIN Jakarta sebelum menjadi UIN. Tahun 1960 peralihan ADIA menjadi IAIN Jakarta. Di tahun itu, IAIN Jakarta hanya memiliki 2 fakultas, salah satunya Fakultas Adab. (Sumber: Tempo)

Menariknya, berdasarkan data Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti), dari 16 dosen homebase SPI, sebanyak 9 di antaranya telah meraih gelar doktor. Prestasi ini menjadikan Prodi SPI UIN Jakarta memiliki jumlah doktor terbanyak di antara program studi S1 Sejarah dan Peradaban Islam di PTKIN/PTKIS se-Indonesia. Di bawah UIN Jakarta, Prodi SPI UIN Sunan Gunung Djati memiliki 7 doktor dari 20 dosen homebase, serta Prodi SPI UIN Sunan Ampel dengan 7 doktor dari 19 dosen.

"Sebenarnya, kalau secara keseluruhan, ada 19 dosen SPI yang sudah bergelar doktor, 8 diantaranya sudah menjadi guru besar atau bergelar profesor", ungkap Dr. Zakiya Darojat, M.A., Ketua Prodi SPI UIN Jakarta. "Ini membanggakan!" tambahnya.

Tak hanya itu, SPI UIN Jakarta juga memiliki jumlah dosen lulusan luar negeri yang signifikan. Beberapa dari mereka merupakan lulusan universitas ternama seperti Universitas Leiden di Belanda, Boston University, McGill University di Kanada, dan Princeton University, serta masih banyak lagi. Dengan keberadaan para dosen lulusan luar negeri ini, SPI UIN Jakarta menjadi program studi dengan jumlah dosen lulusan luar negeri terbanyak di antara Prodi S1 SPI di Indonesia.

Secara keseluruhan, ada beberapa dosen lulusan luar negeri yang masih aktif mengajar, meskipun beberapa diantaranya tidak terdaftar dalam homebase pada data PDDikti. Berikut merupakan beberapa dosen:

  • Prof. Dr. Jajat Burhanuddin, M.A. (lulusan S2 dari Universitas Leiden, Belanda, dan S3 dari Leiden University, Belanda)
  • Prof. Drs. Jajang Jahroni, M.A., Ph.D. (lulusan S2 dari Universitas Leiden, Belanda, dan S3 dari Boston University, Amerika Serikat)
  • Prof. Amelia Fauzia, Ph.D. (lulusan S2 dari Universitas Leiden, Belanda, dan S3 dari The University Of Melbourne, Australia)
  • Prof. Dr. M. Dien Madjid (Lulusan S2 dari Universiteit Leiden, Belanda)
  • Prof. Drs. H. Amirul Hadi, M.A., Ph.D. (lulusan S3 dari Universitas McGill, Kanada)
  • Dr. H. Abd. Chair, M.A. (lulusan S2 dari Leiden University, Belanda)
  • Dr. Fu'ad Jabali, M.A. (lulusan S2 dari University of London, Britania Raya, dan S3 dari McGill University, Kanada)
  • Dr. H. M. Muslih Idris, Lc., MA. (lulusan S2 di Universitas Al-Azhar, Mesir)
  • Dr. Sudarnoto Abdul Hakim, M.A. (lulusan S2 dari McGill University, Kanada)
  • Saiful Umam, M.A., Ph.D. (lulusan S2 dari University of Princeton, Amerika Serikat, dan S3 dari University of Hawaii, Amerika Serikat. Pada tahun 2021, ia mendapatkan Penghargaan Duta Besar Jepang Periode 2021/Reiwa 3).
  • Usep Abdul Matin, S.Ag., M.A., M.A., Ph.D. (Lulusan S2 double degree dari Universiteit Leiden, Belanda, dan Duke University, USA, serta S3 lulusan dari Monash University, Australia. Pada akhir program postdoctoral studies di USA, ia mendapat letter of appreciation dari Presiden Donald Trump)
  • Dr. Awalia Rahma, MA (lulusan S2 dari Universitas McGill, Kanada)

Selain itu, Endi Aulia Garadian, M.Hum., dosen muda di SPI, juga akan melanjutkan studi S3 di Eropa atau Amerika dan sudah menjadi awardee beasiswa LPDP.

SDM dosen yang mumpuni dalam Prodi SPI berperan penting dalam meraih akreditasi Internasional. Misalnya saja, dalam proses akreditasi dari Asean University Network Quality Assurance (AUN-QA), SPI berhasil mencapai nilai 4 poin, melebihi standar minimal yang ditetapkan sebesar 2 poin.

Foto beberapa dosen SPI UIN Jakarta yang menempuh studi di luar negeri (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Bangunan gedung kampus ternama yang menjadi tempat studi beberapa dosen SPI (Sumber: Internet/Website Kampus)

Menanggapi fenomena ini, Usep Abdul Matin, Ph.D., mengungkapkan bahwa kehadiran para dosen lulusan luar negeri di SPI UIN Jakarta tidak lepas dari pengaruh senior-senior mereka, seperti Nurcholis Madjid dan Azyumardi Azra, yang telah menuntut ilmu di luar negeri. Usep berharap agar mahasiswa SPI UIN Jakarta dapat mengikuti jejak para dosen tersebut dan meraih karier yang lebih cemerlang.

Perpustakaan Prof. Dr. Nurcholish Madjid, yang diabadikan di Fakultas Adab dan Humaniora (Sumber: Internet)
Azyumardi Azra 'muda' ketika menjadi mahasiswa di Colombia University, Amerika

Bagi mahasiswa yang berambisi mengejar prestasi sejajar para dosen lulusan luar negeri, Usep memberikan pesan untuk mempertahankan prestasi akademik yang baik serta mengembangkan kemampuan berbahasa. Kemampuan bahasa yang diharapkan meliputi bahasa Arab, bahasa Inggris, bahasa Belanda (seperti yang diajarkan dalam perkuliahan), dan bahasa negara-negara mayoritas Islam seperti Persia dan Turki, jika tertarik dalam studi Islam. Dengan kemampuan berbahasa ini, mahasiswa dapat mempersiapkan diri mereka untuk menjalani berbagai kesempatan belajar di luar negeri.

Namun, tak hanya gelar dan latar belakang pendidikan yang menentukan kualitas, tapi juga pengalaman, dedikasi, dan kompetensi dalam mengajar. Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan memberikan kontribusi signifikan dalam bidang sejarah Islam dengan menggabungkan pendekatan akademik dan praktis. Dalam menghadapi perubahan dan perkembangan zaman, Prodi SPI terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan memberikan kontribusi yang signifikan dalam bidang sejarah Islam.

"Dengan kekuatan SDM serta ragam keilmuan yang dimiliki SPI, diharapkan prodi ini bisa menjadi center of excellent bagi dunia pendidikan di Indonesia bahkan di dunia. Tidak hanya itu, diharapkan mahasiswa juga bisa memanfaatkan semaksimal mungkin untuk menimba ilmu dan  mencari pengalaman. Ini adalah  bentuk kontribusi prodi SPI dalam memajukan dunia akademik, dan semoga bisa menghasilkan lulusan yang qualified, memiliki reputasi dan rekognisi di tengah  masyarakat," ungkap Kaprodi SPI.

Penulis: Abdullah Tsalis
Editor: Faizal Arifin