SEMINAR NASIONAL Keragaman dan Keberagamaan Masyarakat Muslim Indonesia
SEMINAR NASIONAL Keragaman dan Keberagamaan Masyarakat Muslim Indonesia

Program Studi Bahasa dan Sastra Arab (BSA) Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Jakarta menggelar Kuliah Perdana Mata Kuliah Masyarakat Muslim Indonesia. Kuliah tersebut digelar dengan bertajuk Keragaman dan Keberagamaan Masyarakat Muslim Indonesia. Kegiatan yang menjadi bagian dari Program Moderasi Beragama itu berlangsung hari ini, Senin (06/03/2023).

Kuliah tersebut menghadirkan Bapak Dr. (H.C) Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Agama RI 2014-2019 sebagai narasumber. Sedangkan peserta kuliah dihadiri oleh para mahasiswa FAH Program Studi BSA yang membludak, termasuk juga dihadiri oleh para dosen FAH. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Auditorium Prof. Dr. Bustami Abd. Ghani Lt. 5 FAH UIN Jakarta yang berlangsung dari pukul 08.00 WIB hingga menjelang siang hari.

Dekan FAH Dr. Saiful Umam mengungkapkan, Mata Kuliah Masyarakat Muslim Indonesia merupakan mata kuliah yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2022 kemarin di FAH, sehingga sekarang ini pada pelaksanaannya telah memasuki tahun kedua. Namun, karena terkendala di tahun kemarin maka kuliah perdananya baru bisa terlaksana di tahun ini.

Pengadaan mata kuliah Masyarakat Muslim Indonesia di FAH dilatarbelakangi oleh keberagaman mahasiswa FAH dilihat dari pendidikan sebelumnya. Ada mahasiswa yang merupakan lulusan pondok pesantren, namun juga tidak sedikit mahasiswa yang merupakan lulusan non pesantren yang notabenenya banyak mempelajari ilmu-ilmu umum dibandingkan ilmu-ilmu agama. Maka dari itu, Pimpinan Fakultas merasa perlu mengadakan satu mata kuliah yang dapat memberikan pemahaman kepada mahasiswa terkait Moderasi Beragama. Mata kuliah ini pun dipastikan akan diikuti oleh semua mahasiswa di Fakultas Adab dan Humaniora selama satu semester.

Sedangkan Dr. Lukman Hakim Saifuddin dalam materi kuliahnya memberikan pemahaman kepada mahasiswa bagaimana makna keragaman dan keberagamaan masyarakat muslim Indonesia dengan pemahaman yang benar. Dimana pada intinya keragaman itu bukan untuk diseragamkan, hingga perlunya sikap toleransi dalam beragama. Disamping itu, bagaimana kemudian agar seorang muslim itu tidak sampai pada bersikap ekstrem atau berlebih-lebihan dalam beragama.

Lebih lanjut Dr. Lukman Hakim Saifuddin mengajak agar kita bisa menjalankan agama di tengah keberagaman dengan membangun sikap toleransi, mengingat kita sebagai Muslim yang juga sekaligus sebagai warga negara Indonesia sebagai negara dengan tingkat kemajemukan yang tinggi.