Saeful Huda, Mahasiswa SPI FAH, Luncurkan "Lumut di Jalan Setapak" yang Menggugah Jiwa Sosial, Agama, dan Moralitas
Ciputat, (2/6/2023). Saeful Huda, mahasiswa aktif program studi Sejarah dan Peradaban Islam (SPI) di Fakultas Adab dan Humaniora (FAH), telah menghadirkan sebuah kumpulan cerita pendek yang menggugah jiwa sosial, agama, dan moralitas. Berjudul "Lumut di Jalan Setapak," cerpen ini menunjukkan bakat dan dedikasi Huda dalam menulis karya sastra yang bernilai.
Huda, mahasiswa angkatan 2019 ini bukanlah sosok asing di kalangan mahasiswa FAH UIN Jakarta. Ia pernah menjabat sebagai ketua Pijar Kognisi (Pinisi) tahun 2021, suatu organisasi yang berfokus dalam kajian sejarah dan literasi. Ia juga pernah menjadi pemimpin redaksi di Buletin Tajdid Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) Fakultas Adab dan Humaniora. Selain itu, Huda juga menjadi koordinator di Departemen Penelitian dan Pengembangan Dema FAH.
Tidak hanya aktif dalam menulis, mantan ketua Pinisi itu juga aktif menjadi konten kreator di media sosial, seperti TikTok dengan akun @histoliteracy dan Spotify dengan akun @Histoliteracy.
Kumpulan cerita pendek "Lumut di Jalan Setapak" yang ditulis oleh Huda memiliki 91 halaman dan diterbitkan oleh Satria Publisher. Buku ini diluncurkan pada tanggal 18 Mei 2023. Kurang dari dua minggu sejak peluncurannya, penjualan buku cerpen ini telah mencapai puluhan eksemplar.
Ahmad Tohari, seorang sastrawan ternama, memberikan apresiasi yang tinggi terhadap kumpulan cerpen ini. Ia mengatakan bahwa cerita-cerita dalam buku ini enak dibaca karena ditulis dengan bahasa yang jernih dan sederhana. Tohari berharap agar penulisnya terus berkarya dan menghasilkan karya-karya yang tak kalah menarik di masa mendatang.
Salah satu dosen Bahasa dan Sastra Inggris di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Akhmad Zakky, M.Hum, juga mengomentari kumpulan cerita pendek ini. Ia mengungkapkan bahwa dalam cerpen-cerpen tersebut tercermin karakteristik komunal yang ada dalam masyarakat desa yang seringkali dihadapkan pada paradoks. Cerita-cerita ini tidak hanya menjadi sekadar kisah, tetapi juga merefleksikan kehidupan sehari-hari yang seringkali penuh dengan paradoks tersebut.
Dalam perjalanan menulis, Huda mengungkapkan bahwa kumpulan cerita pendek ini terilhami oleh tiga tokoh sastrawan yang sangat menginspirasinya, yaitu Sugiarti Siswadi, Kuntowijoyo, dan Ahmad Tohari. Dengan pengaruh dari ketiganya, Huda mampu menyajikan cerita-cerita yang menggugah dan memberikan inspirasi kepada pembaca.
Menurut Huda, cerpen-cerpen dalam kumpulan ini perlu dibagikan sebagai bentuk pengalaman pribadi yang dihadirkan melalui tulisan. Cerita-cerita tersebut mengusung pesan moral, sosial, dan agama. Huda berharap agar pembaca dapat merasakan nilai-nilai tersebut melalui balutan dramatis yang dituangkan dalam cerita pendeknya.
Selain menulis kumpulan cerpen ini, Ia juga memiliki rencana untuk menulis novel sejarah yang mengambil latar belakang tahun 1970-an. Namun, sebelum mewujudkan rencana tersebut, ia ingin menyelesaikan studi S1 terlebih dahulu, menunjukkan komitmen dan dedikasinya terhadap pendidikan.
Dalam kesempatan ini, Huda juga memberikan harapannya kepada para mahasiswa dan teman-temanya untuk selalu berusaha meningkatkan literasi dan berkarya. Huda meyakini bahwa membaca dan menulis adalah langkah awal untuk mengembangkan potensi diri. Ia mengajak para mahasiswa untuk bersama-sama menggali dan menghasilkan karya-karya yang bermakna serta memberikan kontribusi positif dalam masyarakat.
Dengan kehadiran kumpulan cerita pendek "Lumut di Jalan Setapak," Huda telah berhasil menciptakan karya yang menggugah jiwa sosial, agama, dan moralitas. Karyanya tidak hanya mampu mencuri perhatian pembaca, tetapi juga mendapatkan apresiasi dari tokoh sastrawan ternama. Semoga Huda terus mengembangkan bakat dan kreativitasnya dalam dunia sastra, serta menginspirasi generasi muda untuk berkarya dan meningkatkan literasi.
Kisah Huda menjadi bukti bahwa di tengah kesibukan perkuliahan, mahasiswa FAH UIN Jakarta tetap mampu menghasilkan karya-karya cemerlang dan memberikan kontribusi positif dalam bidang sastra.
Kontributor: Abdullah Tsalis
Editor: Faizal Arifin