S2 Sejarah Dan Peradaban Islam Gelar International Mini Symposium Bersama Prof. Robert Hefner
Tangerang Selatan, Berita FAH Online - Program Studi S2 Sejarah dan Peradaban Islam, Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta, menggelar International Mini Symposium bertema “New Trends on the Study of Indonesian Islam, Problems, and Prospect.” Kegiatan ilmiah ini menghadirkan akademisi terkemuka dunia, Prof. Robert W. Hefner, sebagai narasumber utama, dan dipandu oleh Prof. Jajang Jahroni, MA., Ph.D. sebagai moderator.
Acara dibuka oleh Dr. Ade Abdul Hak, S.Ag., SS, M.Hum., CIQnR, yang dalam sambutannya menekankan pentingnya membaca perkembangan mutakhir studi Islam di Indonesia. Menurutnya, perubahan zaman menuntut dunia akademik untuk terus beradaptasi dengan dinamika baru. “Perubahan lanskap kewenangan keagamaan kini sangat terasa, terutama dengan hadirnya demokratisasi wacana keislaman di media sosial. Ini menjadi bagian dari penelitian kita di Fakultas Agama dan Komunitas untuk memperkuat kontribusi akademik, termasuk kerja sama dengan pemerintah,” ujarnya.
Dr. Ade juga menyoroti tiga fokus penting yang relevan dengan tema simposium, yaitu: perkembangan sistem pendidikan Islam dan studi sejarah-budaya, peningkatan literasi media dan ruang publik, serta urgensi mengkaji media baru dan tren keagamaan kontemporer. “Diskusi hari ini sangat relevan dengan upaya kita menghubungkan media baru dan tren terkini dalam konteks keislaman di Indonesia,” tambahnya.
Sebagai narasumber utama, Prof. Robert Hefner memaparkan perkembangan terbaru riset mengenai Islam Indonesia, termasuk tantangan dan peluang ke depan. Prof. Hefner adalah profesor di Departemen Antropologi dan Pardee School of Global Affairs, Boston University. Dari 1986 hingga 2017, ia bekerja bersama sosiolog Peter L. Berger dan menjabat sebagai direktur serta direktur asosiasi di Institute on Culture, Religion, and World Affairs (CURA).
Hefner dikenal sebagai ahli teori sosial dengan kepakaran dalam antropologi agama, etika dan hukum (termasuk syariah), pendidikan dan pengembangan pemuda, serta studi komparatif gender, kewarganegaraan, globalisasi, dan modernitas. Sepanjang kariernya, ia telah mengarahkan sekitar 24 proyek penelitian besar dan menyelenggarakan 19 konferensi internasional yang membahas isu-isu mulai dari politik Muslim, hukum syariah, hingga kewarganegaraan dalam demokrasi Barat.
Dalam penyampaiannya, Prof. Hefner menyoroti dua fokus penelitian terbarunya: pertama, politik dan etika koeksistensi pluralis di dunia mayoritas Muslim, terutama Indonesia dan Malaysia; kedua, pengakuan sosial serta kewarganegaraan di antara komunitas Katolik, Muslim, dan kelompok sekuler-liberal di Prancis dan Amerika Serikat. Ia telah menerbitkan 21 buku, tujuh di antaranya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan Melayu, serta satu dalam bahasa Mandarin.
Selain itu, Hefner juga tengah menggarap enam film dokumenter bersama Zainal Abidin Bagir (UGM) mengenai pluralitas, gender, dan kewarganegaraan di Indonesia, dengan dukungan Henry Luce Foundation. Ia juga sedang menyelesaikan buku tentang Muslim, hukum syariah, dan pencarian etika Muslim modern.
Simposium internasional ini menjadi ruang penting bagi civitas akademika UIN Jakarta untuk menggali perspektif baru dalam memahami perkembangan studi Islam Indonesia. Melalui dialog mendalam dengan Prof. Hefner, kegiatan ini memperkaya wacana akademik sekaligus memperluas jejaring dan kolaborasi riset di bidang sejarah, antropologi, dan studi Islam kontemporer.
Dokumentasi:


