Prodi Tarjamah Gelar Workshop AI untuk Riset Penerjemahan dengan Workflow Berbasis Korpus, Evaluasi Kualitas, dan Etika Akademik
Teater Abdul Ghani, Berita FAH Online – Program studi Tarjamah, Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar workshop AI dengan tema AI untuk Riset Penerjemahan Dari Prompt, Data, hingga ke Publikasi pada Kamis 23 Oktober 2025. Kegiatan ini diinisiasikan oleh program studi Tarjamah dan dilaksanakan di Teater Abdul Ghani, Fakultas Adab dan Humaniora dengan dihadiri oleh seratus audiens yang terdiri dari mahasiswa prodi Tarjamah semester 1 hingga 7, serta dosen-dosen prodi Tarjamah.
Sambutan disampaikan oleh Prof. Dr. Darsita S, M.Hum selaku Kepala Program Studi Tarjamah. Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa lanskap riset penerjamahan di era saat ini yang begitu cepat, bukan karena kemajuan model AI melainkan tentang bagaimana kita merancang pertanyaan yang ilmiah. Mengelola data, membangun korpus, mengevaluasi kualitas penerjemahan, hingga mengomunikasikan hasil riset ke publikasi ilmiah membutuhkan disiplin metodologi yang kuat, transparansi yang lebih tinggi, dan integritas akademik.
“Semoga workshop ini menjadi ikhtiar kolektif untuk menghadirkan riset dalam bidang penerjemahan yang lebih ketat, etis, dan berdampak kepada masyarakat sehingga menjadi amal jariyah bagi kita semua,” tutupnya.
Rangkaian acara kemudian berlanjut dengan penyampaian materi oleh Hardika Dwi Hermawan, S.Pd., M.Sc., selaku Kabid Pengelolaan dan Layanan Digital UPT Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sesi ini dipandu oleh Waki Ats Tsaqofi, M.Hum., dari dosen Program Studi Tarjamah
Materi yang disampaikan secara garis besar terbagi ke dalam empat alur; 1) belum memanfaatkan alat kecerdasan artifisial (KA) secara optimal, 2) memahami urgensi pemanfaatan KA, 3) Demo pemanfaatan KA untuk mendukung produktifitas riset, serta 4) para peserta mampu memanfaatkan KA untuk riset sebagai tujuan akhir.
Berdasarkan data yang dipaparkan, mayoritas responden penelitian diketahui telah memanfaatkan teknologi berbasis kecerdasan artifisial (AI) dalam aktivitas akademik dengan frekuensi cukup sering hingga sangat sering. Dari data yang sama, ChatGPT tercatat sebagai alat AI yang paling banyak digunakan oleh responden. Sementara itu, para peserta workshop menyebut bahwa mayoritas dari mereka lebih sering menggunakan Gemini AI sebagai platform utama dalam mendukung kegiatan akademik.
“Teknologi yang semakin tinggi harus diimbangi dengan tingkat berpikir kritis yang juga semakin tinggi,” tegas Hardika.
Lebih lanjut, Hardika memaparkan pentingnya penguasaan kompetensi AI, baik bagi pengguna maupun pengembang. Ia menjelaskan tentang konsep AI literacy program, serta memperkenalkan AI generatif dengan uraian mengenai keunggulan, jenis-jenis, dan berbagai manfaatnya dalam dunia akademik.
Di tengah sesi penyampaian materi, Hardika juga menyertakan sesi praktik berupa demo menggunakan AI untuk penelitian di bidang akademik. AI yang digunakan berupa ChatGPT, Connected Paper, dan SciSpace. Dalam sesi praktik ini, peserta dipandu oleh pemateri, kemudian peserta diberikan tantangan untuk melakukan pencarian untuk menemukan topik penelitian di bidang Tarjamah.
Dari total 30 peserta yang mengikuti tantangan tersebut, terdapat empat nama terpilih untuk memaparkan hasil kerja mereka. Keempat peserta tersebut adalah Ridwan, Arul, Juniarko, dan Anggi.
Dalam presentasinya, masing-masing peserta memaparkan hasil jawaban yang dihasilkan oleh GPT, meliputi topik penelitian, latar belakang masalah, konteks, rumusan masalah, data pendukung, serta aspek-aspek lain yang relevan dengan bidang kajian di Program Studi Tarjamah.
Selanjutnya, hasil pemaparan tersebut mendapat tanggapan langsung dari Bapak Waqi Ats Tsaqofi, M.Hum., selaku dosen Program Studi Tarjamah. Beliau memberikan sejumlah masukan konstruktif dan pertanyaan kritis kepada keempat mahasiswa untuk memperkaya pemahaman serta mempertajam arah penelitian yang mereka kembangkan.
Setelah sesi pemaparan materi berakhir, acara dilanjutkan dengan sesi diskusi interaktif bersama para peserta workshop. Dalam kesempatan tersebut, peserta antusias mengajukan berbagai pertanyaan dan tanggapan terkait penerapan kecerdasan artifisial dalam riset dan kegiatan akademik.
Menutup sesi diskusi, Hardika Dwi Hermawan, S.Pd., M.Sc. menyampaikan pesan penting bahwa pemanfaatan teknologi, khususnya kecerdasan artifisial, harus dilakukan secara bijak dan bertanggung jawab.
“Kita harus menggunakan AI dengan bijak. Jangan sampai kita yang dikendalikan oleh teknologi, melainkan kitalah yang harus mampu mengendalikannya,” tegas Hardika.
Sebagai penutup kegiatan, Bapak Waqi Ats Tsaqofi, M.Hum. turut menegaskan pentingnya kompetensi dalam bidang penerjemahan.
“Penerjemahan itu soal kompetensi, dan bagaimana kompetensi tersebut dapat diterapkan,” ujarnya.
Acara kemudian kembali dipandu oleh MC dengan agenda penyerahan sertifikat pemateri kepada Hardika Dwi Hermawan, S.Pd., M.Sc. oleh Bapak Dzacky Mubarok, M.Hum., serta penyerahan sertifikat moderator oleh Bapak Abdullah Maulani, M.Hum.
Sebagai rangkaian akhir, kegiatan ditutup dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh Bapak Dzacky Mubarok, M.Hum., menandai berakhirnya seluruh agenda workshop dengan khidmat.
Ditulis oleh: Alfi Khusnul Fauziah
Dokumentasi:



