Prodi Ilmu Perpustakaan FAH Gelar Workshop Pemanfaatan Artificial Intelligence untuk Optimalisasi Penelitian dan Pembelajaran
Tangerang Selatan, Berita FAH Online – Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sukses menyelenggarakan workshop bertajuk “Optimalisasi Penelitian dan Pembelajaran di Era Digital dengan Artificial Intelligence”. Kegiatan ini berlangsung pada Rabu, 1 Oktober 2025 pukul 13.00 WIB di Ruang Teater Lantai 5 FAH UIN Jakarta, dengan antusiasme tinggi dari mahasiswa, dosen, serta sivitas akademika.
Acara diawali dengan pembukaan oleh MC David Gymnastiar, dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Syahrul, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya serta Hymne UIN Jakarta oleh Devianita Nadianti, dan doa penutup oleh Syahrul.
Mahasiswa Harus Kuasai AI sebagai Profesional Informasi
Sambutan disampaikan oleh Dr. Ade Abdul Hak, S.Ag., SS., M.Hum., selaku dekan Fakultas adab dan humaniora. Dalam pengantarnya, beliau menekankan pentingnya mahasiswa Ilmu Perpustakaan memiliki nilai tambah di era digital. Menurutnya, mahasiswa tidak cukup hanya menjadi pengguna AI, tetapi harus mampu berperan sebagai profesional informasi yang dapat memperkenalkan dan mengarahkan penggunaan AI bagi masyarakat.
Dr. Ade memberikan analogi menarik, dengan menyamakan AI sebagai konsep qolam dalam Islam—alat pencatat seluruh peristiwa—namun tetap harus dibatasi oleh etika. Ia juga menegaskan bahwa mahasiswa perlu memahami strategi dalam menyusun prompt yang efektif, agar jawaban AI sesuai kebutuhan informasi.
Selain itu, beliau mengaitkan penggunaan AI dengan teori ASK (Anomalous State of Knowledge), di mana mahasiswa dapat memanfaatkannya untuk merumuskan query dan memenuhi kebutuhan penelitian. Dalam sambutannya, ia juga mendorong mahasiswa semester akhir untuk lebih aktif berkolaborasi dengan dosen, memanfaatkan AI dalam pengolahan data baik kuantitatif maupun kualitatif, serta menghasilkan artikel ilmiah yang bisa dipublikasikan di jurnal terindeks Sinta hingga Scopus.
“Mahasiswa harus berani menggunakan teknologi ini, bukan hanya untuk mempermudah, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas karya ilmiah dan tetap menjaga etika akademik,” ujarnya.
Materi: Jenis AI, Pemanfaatan dalam Penelitian, hingga Etika
Sesi inti workshop menghadirkan Ari Nugraha, MTI., Ph.D. sebagai narasumber dengan Fahma Rianti, M.Hum. bertindak sebagai moderator. Dalam penyampaiannya, Ari memaparkan berbagai topik seputar perkembangan AI yang relevan untuk penelitian dan pembelajaran.
Ia menjelaskan jenis-jenis AI seperti:
Generatif → menghasilkan konten baru berdasarkan prompt pengguna.
Diskriminatif → melakukan klasifikasi data secara otomatis.
Agentif → AI yang mampu bekerja sendiri berdasarkan urutan instruksi.
Ari juga memperkenalkan model AI populer seperti GPT, Vertex (Google), Claude (Anthropic), LLaMA (Meta), hingga DeepSeek, beserta produk turunannya seperti ChatGPT, Gemini, Claude.ai, dan DeepSeek Chat.
Namun, ia tidak menutup mata terhadap berbagai isu AI generatif, antara lain bias karena data latih, privasi, etika, kesenjangan digital, serta fenomena hallucination di mana AI mengarang jawaban.
Dalam konteks penelitian, Ari menekankan bahwa AI bisa digunakan untuk:
- Klasifikasi teks dengan AI diskriminatif.
- Membantu pengembangan ide menggunakan chatbot/virtual assistant.
- Analisis research gap.
- Konversi data lintas format (suara ke teks, gambar ke teks).
Sementara dalam pembelajaran, AI bisa berfungsi untuk personalisasi materi, membantu proses belajar, memantau hasil belajar, hingga mendeteksi plagiarisme. Ari juga menyinggung perkembangan AI Agent yang bekerja otomatis dalam alur data, seperti n8n, CrewAI, Glide, IBM Watson, dan Google Vertex.
“AI adalah asisten, bukan pengganti manusia. Tugas kita adalah menggunakannya secara kritis, bukan menyerahkan seluruh pekerjaan kepada mesin,” tegas Ari.
Diskusi dan Tanya Jawab
Pada sesi diskusi, salah satu peserta, Dannis, bertanya mengenai alat AI yang paling relevan untuk penelitian serta tantangan penggunaannya. Menanggapi hal tersebut, Ari menyebutkan bahwa salah satu AI yang bisa digunakan adalah Perplexity, karena mendukung pencarian referensi secara efektif. Namun, tantangan terbesarnya adalah etika, terutama terkait pengelolaan data penelitian yang harus dijaga kerahasiaannya dan dianonimkan.
Penutup
Workshop ditutup dengan penyerahan sertifikat kepada narasumber oleh dekan, dilanjutkan dengan ajakan kepada seluruh peserta untuk mempraktikkan ilmu yang diperoleh dalam penelitian, penulisan skripsi, maupun pengembangan akademik lainnya.
Kegiatan ini menjadi bukti komitmen Prodi Ilmu Perpustakaan UIN Jakarta untuk terus menghadirkan program akademik yang relevan dengan perkembangan zaman, sekaligus membekali mahasiswa dengan literasi digital yang kritis dan etis.
Oeh: Muhammad Suyuthi Alkautsar
Dokumentasi: