Prinsip Kemerdekaan Sama dengan Ajaran Tauhid
Prinsip Kemerdekaan Sama dengan Ajaran Tauhid

Kemerdekaan merupakan berkah yang dilimpahkan oleh Tuhan Yang Maha Esa setelah dalam waktu yang panjang masyarakat Indonesia menunjukkan kegigihannya untuk merebut dan membebaskan kedaulatan dan martabat yang dirampas.

"Perjuangan ini secara keagamaan memperoleh legitimasinya. Akan tetapi secara sosial, ekonomi dan politik juga merupakan keniscayaan," kata cendekiawan muslim Sudarnoto Abdul Hakim kepada Kantor Berita Politik RMOL beberapa saat lalu (Senin, 17/8).

Karena itu, lanjut Sudarnoto, hakikat dan prinsip kemerdekaan ini bersesuaian dan bahkan ditekankan dalam ajaran Tauhid. Tauhid sangat menekankan semangat liberatif sebagaimana yang ditunjukkan oleh Rasul Muhammad, yaitu membebaskan dari sistem kepercayaan yang menyimpang, membebaskan diri dari rasa takut, membebaslan diri dari diskriminasi serta membebaskan diri dari perbudakan.

"Arah Tauhid ini ialah kebersamaan persatuan, membangun perdamaian, keadilan, menegakkan kedaulatan dan martabat serta hak hak asasi," ungkap Sudarnoto, yang merupakan Ketua Dewan Pakar Forum Keluarga Alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (Fokal IMM).

Kemerdekaan secara politik, sambung Sudarnoto, telah twrwujud atas berkah Allah akan tetapi perjuangan masih harus dilanjutkan untuk menegakkan kedaulatan sosial, ekonomi dan hukum. Tantangan bangsa Indonesia kali ini antara lain ialah national leadership yang belum sepenuhnya membuktikan keseriusannya dalam membela kedaulatan rakyat dan bangsa.

Saat ini, lanjutnya, korupsi juga masih merajalela secara masif dan institusional sehingga nyaris bangsa Indonesia tersandera oleh perilaku rakus para koruptor. Di samping itu, sebagai akibat lemahnya national leadership ini bangsa ini juga mulai merasakan kesulitan untuk melepaskan diri kekuatan asing yang berupaya mengeruk sumber-sumber kekayaan bangsa.

"Atas dasar ini, Fokal IMM bersetuju dan ikut mendorong, khususnya Muhammadiyah dan ormas-ormas keagamaan lainya serta kekuatan civil society untuk memperjuangkan hak-hak rakyat dan kedaulatan bangsa yang mulai terampas," ungkap Sudarnoto.

Kornas Fokal IMM juga, masih kata Sudarnoto, menyerukan kepada semua elemen bangsa untuk menyiapkan diri secara matang dan seksama agar national leadership Indonesia ke depan benar-benar dikendalikan oleh para para pemimpin yang profetik dan benar benar membela kepentingan bersama.Prophetic leadership benar-benar dibutuhkan bangsa ini dan bahkan bisa menjadi role model secara internasional pada saat kekuatan- kekuatan global menghadapi berbagai persoalan dan tantangan yang tidak ringan.

"Indonesia sebagai bangsa muslim terbesar di dunia seharusnya menjadi teladan atau uswatun hasanah. Namun demikian, kemerdekaan Indonesia masih harus diperjuangkan karena bangsa ini belum sepenuhnya merdeka sebagaimana yang diharapkan. Karena itu, perjuangan untuk memerdekakan bangsa ini harus terus dilakukan sehingga Allah  melimpahkan berkah-Nya kembali," demikian Sudarnoto. [ysa]

Dr. Sudarnoto Abd. Hakim, MA adalah Dosen di Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ditulis Ulang dari http://www.rmol.co/read/2015/08/17/213744/Cendekiawan-Muslim:-Prinsip-Kemerdekaan-Sama-dengan-Ajaran-Tauhid-