Minoritas di Tengah Mayoritas: Syiah di Indonesia
Minoritas di Tengah Mayoritas: Syiah di Indonesia

Riset. Meskipun masih kontroversial, kehadiran Islam Syiah di Indonesia diyakini oleh sebagian kalangan ahli (sejawaran) sudah ada sejak masa-masa awal penyebaran Islam di Indonesia. Kontroversialitas itu semakin menguat ketika mencermati perkembangan penyebaran Islam berikutnya di Nusantara, terutama yang disebarkan di beberapa wilayah yang memiliki genealogi Islam beraliran Ahlussunnah wal Jama’ah (selanjutnya ditulis “Islam Sunnah”) sebagai penganut mainstream di Indonesia.

Terlepas dari kontroversi di atas, keberadaan Islam Syiah di Indonesia adalah bagian dari dinamika kultural ajaran keagamaan yang berkembang di negeri ini. Meskipun mengundang kontroversi—bahkan mendapat label sesat—keberadaan Islam Syiah perlu dilihat sebagai bagian dari dinamika ajaran keagamaan yang harus dicermati secara obyektif, ilmiah, dan tanpa mengedepankan unsur subyektif dan emosional. Kehadiran Islam Syiah di Indonesia sebagai sebuah wacana intelektualisme menemukan momentumnya beberapa tahun kemudian setelah Revolusi Islam Iran pada tahun 1979. Pada awal dekade 1980-an, mulai bermunculan berbagai buku karya para pemikir dan tokoh Islam Syiah Iran, seperti Allamah Thabathaba’i, Murtadha Muthahhari, dan Ali Syariati. Sejak saat itu, berbagai kajian, riset, dan seminar yang berkaitan dengan Islam Syiah mulai marak dikaji secara lebih mendalam—baik mengkritis maupun mendukung. Secara simplistik, fenomena di atas bisa disebut sebagai awal mula transmisi intelektual Islam Syiah di Indonesia pada masa modern. Tansmisi ini perlu ditelaah lebih lanjut, menyangkut pola dan strategi penyebaran Syiah di Idonesia. Salah satu fenomena menarik yang bisa dicermati adalah meningkatnya sarjana alumni Iran (khususnya alumni Qum) yang—tentu saja—menjadi salah satu potensi besar bagi penyebaran paham Syiah di Indonesia. Dengan munculnya banyak sarjana Islam Indonesia dari Timur Tengah (khususnya Iran), maka transmisi intelektualisme Islam Syiah di Indonesia semakin mengakar dan memiliki kekuatan ideologi-keagamaan yang semakin meluas. Lebih lanjut, penguatan idelogi-keagamaan itu diperkuat dengan lahirnya beberapa lembaga keagamaan Syiah di Indonesia. Menjamurnya lembaga keagamaan Syiah di Indonesia juga menarik untuk diteliti lebih lanjut. Para pemikir dan aktivis Islam Syiah berusaha mengembangkan sayapnya ke berbagai ranah sosial. Mereka cukup aktif dalam berbagai sosial media, baik melalui online (website), media cetak, maupun elektronik (TV). Sebagian besar lembaga-lembaga keagamaan Syiah terpusat di Jawa, khususnya Jakarta, Bandung (Jawa Barat), Pekalongan (Jawa Tengah), Bangil, dan Jember (Jawa Timur). Sementara di luar Jawa, yang paling besar dan kuat ada di Makassar (Sulawesi Selatan) dan Palembang (Sumatera Selatan). Faktor lain yang menjadi tantangan berkaitan dengan transmisi intelektual Islam Syiah di Indonesia adalah adanya pencitraan yang pejoratif dan negatif dari beberapa kalangan tentang ajaran Syiah. Hal ini menjadi tantangan tersendiri yang dihadapi para aktivis Islam Syiah di Indonesia. Di samping tantangan dari mayoritas masyarakat muslim, transmisi intelektual Islam Syiah juga harus menghadapi tantangan lainnya, yaitu perang opini di media massa, khususnya penerbitan beberapa buku yang menyudutkan kelompok minoritas Islam Syiah. Bahkan, penerbitan buku yang menyudutkan Islam Syiah itu, misalnya, mendapat sambutan dari pengurus MUI Jawa Timur. Tidak hanya sebatas wacana intelektual, keberadaan Islam Syiah sebagai kelompok minoritas juga mendapat perlakuan kurang simpatik dari masyarakat muslim mayoritas—terlepas dari klaim sepihak dari masing-masing kelompok. Berita paling menonjol antara lain perusakan rumah ibadah dan pembatasan aktivitas ritual-keagamaan kaum Syiah, adalah satu dari beragam fenomena sosial-keagamaan yang memperkuat pentingnya meneliti lebih lanjut tentang transmisi intelektual yang dijalankan kelompok minoritas Islam Syiah di Jawa Timur. Itulah beberapa pertimbangan mengapa penelitian ini diajukan. Penelitian ini diharapkan akan memberi pengayaan data alternatif sekaligus sebagai intellectual exercise bagi komunitas akademik untuk mencermati perkembangan Islam Syiah sebagai kelompok minoritas di tengah kelompok mayoritas Islam Sunnah di Jawa Timur.

Aspek transmisi intelektual itulah yang menjadi fokus penelitian ini, yang diharapkan akan memberi pengayaan data alternatif sekaligus sebagai intellectual exercise bagi komunitas akademik untuk mencermati perkembangan Islam Syiah di Indonesia secara lebih adil dan proporsional.

Peneliti:

Dr. Halid Alkaf, M.Ag