Menyoroti Kegiatan Ketua Dema FAH di Western Sydney University
Ciputat- Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Adab dan Humaniora (FAH), Muhammad Faisal Sila Fajrin sudah dua bulan terakhir berada di Sydney Australia. Faisal tengah mengikuti sandwich program yang diselenggarakan oleh Pusat Layanan Kerjasama Internasional (PLKI) UIN Jakarta yang bekerjasama dengan Western Sydney University. Kegiatan ini berlangsung dari 17 Juli-30 November 2018 di Western Sydney University (WSU). Di sana Faisal mengikuti perkuliahan selama dua hari dalam satu minggu, yaitu pada hari Selasa dan Rabu dengan tiga mata kuliah diantarnya, Analytical Reading and Writing, Youth Culture and Moral Panics, dan Race in Literature.
Analytical Reading and Writing, adalah mata kuliah yang menekankan pada cara menulis yang professional, dari mulai susunan bahasa, kutipan, dan menempatkan argumentasi. Youth Culture and Moral Panics, menganalisis budaya anak muda yang sedang berkembang atau budaya pop. Race in Literature menganalisis novel-novel yang mengandung unsur ras dan budaya.
Meskipun dalam satu minggu jadwal perkuliahan hanya dilakukan dua hari, Faisal mengatakan bahwa kuliah di sana lebih menyita waktu karena tugas yang diberikan oleh dosen cukup banyak.
“kalau di sini saya dituntut untuk fokus dengan kuliah karena dosen memberikan tugas yang cukup banyak setiap minggunya dan itu semua harus berdasarkan riset yang serius atau sesuai dengan kaidah ilmiah yang berlaku”, kata Faisal saat dihubungi lewat telpon.
Selain mengikuti kuliah di kelas seperti biasanya, Faisal juga mengikuti Lecture Class yang dilaksanakan setiap hari Rabu di jam pelajaran yang berbeda. Lecture Class diselenggarakan di ruangan yang lebih besar dengan jumlah mahasiswa yang lebih banyak serta melibatkan guru-guru besar di sana. Di samping itu, Faisal juga mengikuti Tutorial Class di hari yang sama dengan jumlah mahasiswa yang lebih sedikit dari Lecuture Class.
Jadwal kuliah yang padat tidak menghalangi Faisal untuk beraktifitas di luar kelas. Faisal juga mengikuti Moslem Student Association (MSA), Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia (PPIA) dan kegiatan-kegiatan lainnya yang diadakan oleh pihak universitas. Di MSA Faisal turut aktif dalam mensosialisasikan wajah Islam yang ramah dan bersahabat kepada publik di Sydney dengan membuka konsultasi atau forum diskusi untuk siapapun yang ingin mengetahui Islam.
Di Sydney Faisal tinggal di daerah Bankstown, menurutnya wilayah ini cukup ramah untuk ditinggali karena penduduknya sudah dapat menerima perbedaan ras dan agama.
“Di Bankstown jumlah umat muslim sudah cukup banyak, merekapun sudah bisa menerima perbedaan ras dan agama, sehingga cukup ramah untuk tempat saya tinggal”, ujar Faisal.
Selaku Ketua DEMA FAH, Faisal berpesan kepada para mahasiswa terutama mahasiswa baru untuk tidak hanya kuliah di dalam kelas, tapi harus aktif di organisasi karena dari sanalah akan terbentuk karakter serta kepedulian terhadap sesama.
“untuk semua mahasiswa terutama mahasiswa baru, saya harap kawan-kawan semua bisa memaksimalkan waktu selama kuliah, kuliah itu tidak hanya di kelas, kuliah bisa di organisasi atau di lembaga kemasyarakatan lainnya. Kita sebagai mahasiswa Indonesia juga jangan minder melihat mahasiswa dari negara lain, karena yang saya rasakan mahasiswa Indonesia lebih baik di beberapa segi dan itu tidak dimiliki oleh mahasiswa dari negara lain. Percayalah pada kemampuan diri sendiri dan jangan berhenti untuk terus berusaha”, pungkas Faisal.
Sepulangnya dari Australia Faisal berkeinginan untuk membentuk ikatan alumni dari sandwich program ini untuk memupuk rasa pecaya diri pada diri mahasiswa-mahasiswa Indonesia untuk menunjukan kepada dunia bahwa bangsa ini adalah bangsa yang hebat dan tidak kalah dengan bangsa-bangsa lain.