Menulis Ulang Sejarah Islam Nusantara
Gedung 3. FAHIM News. Penulisan Sejarah Islam di Nusantara lebih banyak didasarkan pada informasi dari Belanda sebagai bangsa yang menjajah dan mengambil alih berbagai manuskrip dan bukti-bukti sejarah bangsa Indonesia. Penulisan seperti ini cenderung memihak kepada kepentingan penjajah dan para misionarisnya di satu sisi, dan pada sisi lain hendak mengaburkan peran kuat Islam dari sejak semula.
Penelitian mutakhir menunjukkan bahwa Islam telah menyebar di Nuswantara sejak masa Sahabat atau abad pertama Hijrah. Bukti-bukti autentik dapat menjelaskan hal itu, baik berdasarkan artefak, arkeologi, inskripsi, maupun silsilah para penguasa kerajaan di Nusantara. Salah satu penelitian yang berkaitan hal ini adalah dua tulisan Herman Sinung Janutama dalam bukunya Pisowanan Alit 1 Nuswantara Negeri Keramat (LKiS, 2012) dan Fakta Mengejutkan Majapahit Kerajaan Islam (LKiS, 2014). Selain itu, penelitian Prof. (Riset) Dr. Ahmad Rahman, M.Ag, APU terhadap berbagai manuskrip Nusantara, terutama berkaitan dengan silsilah raja-raja Nusantara seperti Prabu Siliwangi, Raja Sriwijaya, Raja Singosari dan Majapahit, dll (yang selama ini dianggap sebagai kerajaan Hindu/Budha) ternyata masih merupakan keturunan atau zuriyat dari Nabi Muhammad Saw.
Berdasarkan uraian di atas, adalah menjadi penting untuk meluruskan kembali sejarah Islam di Nusantara sebagai sebuah wilayah yang telah lama mewarisi Islam sebagai sumber utama bagi nilai dan budaya Nasional.
Untuk tujuan itu pula, Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melalui Program Magister pada Senin (16/6) menyelenggarakan seminar nasional yang bertema “Menulis Ulang Sejarah Islam Nusantara”. Selain itu, tema seminar ini diangkat guna memperkuat dan menyosialisasikan visi sebagai e-faculty yang berbasis riset dan berkarakter Islam Nusantara.
Seminar ini dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama dipandu oleh Amelia Fauzia, Ph.D. dengan pembicara Prof. Dr. Budi Sulistiono, M.Hum.(Guru Besar Sejarah Islam Fakultas Adab dan Humaniora) yang membincangkan Arkeologi sebagai metodologi penulisan sejarah. Narasumber kedua pada sesi ini adalah Herman Sinung Janutama (Peneliti Komunitas Banyu Bening, Yogyakarta dan Deputi Institute of Philosophy Falsafatuna Jakarta) yang menyoroti bukti-bukti arkeologis pada perkembangan Islam di Nusantara.
Sementara itu, sesi kedua dipandu oleh Dr. Moch.SyarifHidayatullah, M.Hum dengan pembicara Prof. Dr. Oman Fathurahman, M.Hum. (Dekan Fakultas Adab dan Humaniora) yang mennyoroti manfaat manuskrip dan dilsilah sebagai sumber penulisan sejarah. Narasumber kedua pada sesi ini adalah Prof. (Riset) Dr. Ahmad Rahman, M.Ag. APU (Peneliti pada Puslitbang Lektur Kementerian Agama) yang membicarakan kronologi penyebaran islam nusantara dalam manuskrip.
Para peserta seminar ini sebagian besar merupakan akademisi, praktisi, guru dan mahasiswa sejarah dari berbagai kawasan di Indonesia.(syarifhade)