Mengenang Azyumardi Azra: Sang Cendekiawan dan Koleksinya di Kinder Street
Mengenang Azyumardi Azra: Sang Cendekiawan dan Koleksinya di Kinder Street

Manusia bisa wafat, namun tulisannya tetap hidup. Itulah yang menelisik tim jurnalis Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) beserta beberapa mahasiswa Kelas 6 C Sejarah dan Peradaban Islam (SPI) untuk melakukan observasi penelitian untuk tugas Ujian Akhir Semester (UAS) Sejarah Digital. Mereka memilih mengunjungi Kinder Street di Jalan W. R. Supratman No. 2, RW. 9, Cempakah Putih, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten. Inilah tempat 'rahasia' yang menjadi tempat koleksi peninggalan Azyumardi Azra, namun belum banyak publik mengetahui.

Gedung Kinder Street, tempat koleksi peninggalan Azyumardi Azra dalam kurung (Sumber: dokumentasi pribadi)

Dalam kunjungan tersebut, para mahasiswa dibimbing oleh Ipah Farihah, istri Azyumardi Azra, dan banyak memperoleh informasi berharga mengenai tempat yang jarang diketahui publik tersebut.

Foto-foto kunjungan mahasiswa yang diterima oleh istri Alm. Azyumardi Azra (Sumber: dokumentasi pribadi)

Bangunan Kinder Street memiliki sebuah ruangan khusus di lantai tiga yang berisi koleksi peninggalan Azyumardi Azra. Ruangan ini menyerupai sebuah museum, menyimpan foto-foto zaman dulu, kliping karya beliau, koran-koran, serta ratusan penghargaan seperti figura, fandel, piagam, dan lain-lain. Walaupun jumlahnya tidak sebanyak penghargaan yang diterima Azumardi Azra, ruangan ini juga berisi sejumlah buku yang mencakup materi dari zaman dulu hingga saat ini.

"Dulu, lantai tiga ini merupakan perpustakaan pribadi Azyumardi yang berisi banyak buku hingga berantakan. Hampir 18 ribu buku ditempatkan di sini karena jumlahnya yang begitu banyak. Ruangan ini dulunya memiliki kaca-kaca dan menghadap ke barat, jadi kadang panas banget ketika sore, terus di ruangan ini juga ada rak-rak buku. Namun, sekarang rak bukunya sudah dipindah ke lantai 2 buat jualan," ujar Ipah Farihah.

Saat ini, koleksi buku tersebut telah diwakafkan oleh Azyumardi Azra ke Pasca Sarjana UIN Jakarta sejak bulan Februari 2023. Rencananya, koleksi buku tersebut akan dijadikan perpustakaan Azra Corner di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Melihat banyaknya koleksi buku yang dimiliki, Azyumardi Azra pernah mendapatkan penghargaan dan bantuan dari Asia Foundation.

Ipah Farihah menjelaskan bahwa Kinder Street adalah tempat serbaguna yang menjadi ruang kreativitas dan penyimpanan koleksi Azyumardi Azra. Dibangun pada tahun 2010, bangunan ini terdiri dari tiga lantai. Lantai pertama digunakan untuk berjualan, lantai kedua sebagai tempat kontrakan/kos, dan lantai ketiga digunakan untuk menyimpan koleksi pribadi Azumardi Azra. Hal ini dilakukan karena perpustakaan utama di Pisangan tidak lagi mampu menampung koleksi buku yang begitu banyak. Namun, saat ini konfigurasi lantai-gedung telah berubah. Lantai pertama digunakan untuk berjualan, lantai kedua menjadi toko dan kantor Azra Law Form, sedangkan lantai ketiga diubah menjadi ruangan khusus yang menyerupai museum mini untuk menyimpan koleksi Azyumardi Azra. Di sebelah ruangan tersebut terdapat juga kontrakan/kos.

Setelah direnovasi, lantai tiga Kinder Street terlihat rapi dan tertata dengan baik. "Saya baru bisa merapikan tempat ini 6 bulan setelah Azumardi Azra meninggal, karena pada saat itu saya masih merasa tidak kuat," kata Ipah Farihah. "Tapi ternyata, meskipun saya merasa tidak kuat, saya masih lebih kuat daripada anak perempuan saya. Dia masih perlu konsultasi dengan psikolog untuk menenangkan diri atas kepergian Bapaknya. Saya tidak perlu konsultasi dengan psikolog," tambahnya sambil tersenyum dan menawarkan minuman kepada tim jurnalis.

Namun, Ipah Farihah juga mengungkapkan keprihatinannya atas hilangnya satu kardus yang berisi kenangan foto-foto Azyumardi Azra di ruangan tersebut. "Saat itu saya tidak memiliki kekuatan untuk mencari foto-foto tersebut karena masih dalam masa berduka. Sayang sekali, sepertinya foto-foto itu dibawa oleh seseorang, dan itu menjadi sesuatu yang saya sesali," ujarnya dengan rasa penyesalan.

Ipah, istri Azra, berbagi kenangan tentang sosok Azyumardi Azra yang sangat produktif, konsisten, dan hemat. Beliau mampu membeli buku, mendukung keluarga, dan melakukan investasi. Bagi Ipah, Azyumardi Azra adalah sosok yang tidak tergantikan.

Azyumardi Azra adalah seorang akademisi dan cendekiawan muslim Indonesia yang karyanya sangat berpengaruh dan dihormati oleh banyak orang. Ketika beliau meninggal, lebih dari 500 karangan bunga turut hadir mengelilingi rumahnya, menunjukkan betapa luar biasanya beliau sebagai pribadi yang dimiliki oleh Indonesia. Meskipun telah meninggal hampir satu tahun, karya dan kebaikan beliau akan tetap dikenang selamanya.

Berbagai koleksi milik Azyumardi Azra (Sumber: dokumentasi pribadi)

Banyak orang yang tidak mengetahui bahwa lantai tiga Kinder Street sekarang menjadi ruangan khusus yang memiliki nilai historis, hampir mirip dengan museum. Oleh karena itu, sudah saatnya ruangan ini dipublikasikan agar masyarakat mengetahui dan dapat memanfaatkannya baik untuk keperluan akademis maupun untuk mengenang Azyumardi Azra.

"Jika ingin berkunjung, silakan menghubungi saya. Sebenarnya, ada pegawai di lantai bawah yang selalu berada di ruko ini, tetapi karena kapasitasnya tidak mencukupi untuk mengurus ruangan koleksi Azumardi Azra, sebaiknya hubungi saya saja," ujar Ipah Farihah, istri Azyumardi Azra.

Dengan koleksi peninggalan Azyumardi Azra yang berharga dan ruangan yang telah diorganisir dengan baik, lantai tiga Kinder Street menjadi tempat penting untuk mempelajari sejarah dan mengenang jasa-jasa cendekiawan hebat ini.

Azyumardi Azra meninggalkan warisan yang tak ternilai bagi bangsa Indonesia. Karya-karyanya dalam bidang akademik dan peradaban Islam mengajarkan nilai-nilai kebijaksanaan, toleransi, dan pemikiran kritis kepada generasi muda. Koleksi Azyumardi Azra di lantai tiga Kinder Street dan Perpustakaan Azra Corner yang akan segera dibangun di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta akan menjadi tempat yang sarat dengan makna, di mana pengetahuan dan inspirasi akan terus mengalir.

Kontributor: Abdullah Tsalis

Editor: Faizal Arifin