Mengenal Ciledug Archives dan Satria Tamami: Melestarikan Sejarah Lokal Ciledug
Mengenal Ciledug Archives dan Satria Tamami: Melestarikan Sejarah Lokal Ciledug

Masyarakat perkotaan modern seringkali terlena dengan pesatnya pembangunan dan lupa akan akar sejarahnya. Namun, di tengah hiruk pikuk Kota Tangerang, sebuah komunitas bernama Ciledug Archives hadir sebagai penjaga ingatan kolektif. Komunitas ini fokus pada pelestarian sejarah, arsip, budaya, dan memori kolektif masyarakat Ciledug dan sekitarnya. Didirikan dan dipimpin oleh Satria Tamami, seorang aktivis edukasi sejarah sekaligus alumni Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam, Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ciledug Archives berkomitmen untuk memastikan bahwa jejak masa lalu Ciledug tetap hidup dan dapat diakses oleh generasi sekarang.

Awalnya, komunitas ini terbentuk secara spontan sebagai tindak lanjut dari proses penulisan buku tentang sejarah Ciledug yang diinisiasi oleh Satria Tamami. Proyek ini kemudian mendapatkan dukungan dan kontribusi dari rekan-rekan pegiat sejarah seperti Saddam Alfauzan (lulusan Sejarah Undip) dan Harry Farinuddin (lulusan Sejarah UI). Selama kuliah di UIN Jakarta, Satria aktif di berbagai komunitas sejarah lokal, seperti Ngopi Jakarta dan Komunitas Historia Indonesia. Hobi pribadinya dalam mendokumentasikan situs-situs bersejarah di Jakarta dan sekitarnya, yang ia bagikan melalui media sosial, menjadi bekal kuat untuk membangun komunitas ini. "Sebenarnya dalam mengulik arsip-arsip seputar tempat tinggal saya di Kecamatan Ciledug sudah saya lakukan semenjak perkuliahan, kurang lebih dari semester 3," ujar Satria.

Setelah lulus, Satria kembali melanjutkan proyek idealisnya. Dengan semakin banyaknya arsip yang terkumpul, ia menyadari potensi besar dari dokumen-dokumen tersebut. Arsip-arsip ini terlalu berharga untuk sekadar disimpan di ponselnya. Oleh karena itu, bersama timnya, ia menciptakan akun Instagram Ciledug Archives sebagai wadah untuk mempublikasikan arsip-arsip tersebut, yang berisi informasi tentang perkembangan historis Ciledug sejak masa kolonial hingga era kontemporer. "Saya berpikir akan sangat disayangkan jika arsip-arsip tersebut saya hapus begitu saja dari handphone saya," imbuhnya. Tujuan utamanya adalah edukasi, informasi, dan nostalgia bagi masyarakat luas.

Komunitas ini memiliki beragam program yang dijalankan secara konsisten. Mereka aktif membantu masyarakat melakukan digitalisasi arsip keluarga, mempublikasikan arsip-arsip peta, koran, dan foto lama melalui media sosial. Selain itu, Ciledug Archives juga berperan dalam mendokumentasikan situs-situs bersejarah dan budaya lokal, serta menyelenggarakan kegiatan seperti diskusi, sharing, dan napak tilas sejarah. Berbagai kegiatan ini disambut antusias oleh masyarakat, yang seringkali membanjiri kolom komentar dengan pertanyaan dan cerita bernostalgia. Komunitas ini bahkan telah menjalin kemitraan dengan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Tangerang.

Pada 6 September 2025, Ciledug Archives menyelenggarakan kegiatan besar berupa Talkshow Jejak Ciledug Tempo Doeloe, yang didanai oleh Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VIII melalui program Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan. Acara ini membahas bagaimana merawat sejarah di wilayah urban dan peran arsip dalam menjaga memori kolektif. Talkshow ini juga menghadirkan para pakar dan praktisi, dengan Prof. Zeffry Alkatiri, Guru Besar Sejarah UI, sebagai pembina komunitas.

“Upaya yang digagas oleh Ciledug Archives ini sejalan dengan perspektif sejarah publik, yang menekankan pentingnya pelibatan masyarakat dalam memahami dan melestarikan masa lalu,” ujar Dr. Faizal Arifin, M.Hum., yang mengampu mata kuliah Sejarah Publik di UIN Jakarta.  Kegiatan seperti talkshow dan pameran arsip tidak hanya sekadar menyebarkan informasi, tetapi juga membangun kesadaran kolektif dan rasa memiliki terhadap identitas lokal. Pentingnya gerakan ini semakin diakui, sehingga pasca kegiatan "Jejak Ciledug Tempo Doeloe," Faizal memutuskan untuk bergabung dan mendukung komunitas ini.

Ciledug Archives berharap dapat terus melestarikan sejarah, budaya, dan memori kolektif masyarakat Ciledug Raya. Mereka khawatir bahwa tanpa adanya gerakan pelestarian, identitas lokal akan tergerus oleh modernisasi dan pembangunan yang masif. "Semoga gerakan-gerakan seperti kita bisa menginspirasi wilayah-wilayah lainnya, baik itu yang berhadapan langsung dengan pengaruh urbanisasi atau modernitas, ataupun wilayah-wilayah lain yang ingin menjaga dan merawat identitas lokalnya," tutup Satria.

Referensi:

  1. Wawancara Satria Tamami, pendiri Ciledug Archives.
  2. Profil Ciledug Archives.

Penulis: Faizal Arifin

Dokumentasi:

CIleduk 2

Tangkapan Layar Akun Ciledug Archives
(Sumber: https://www.instagram.com/ciledug.archives/ )

Cileduk 3

Konten-Konten Sejarah Lokal Ciledug dalam Akun Ciledug Archives
(Sumber: https://www.instagram.com/ciledug.archives/ )

Tag :