Membuka Kembali Jendela Historis Lewat Seminar Nasional: The Decolonized Knowledge dalam Sejarah Islam Indonesia
Membuka Kembali Jendela Historis Lewat Seminar Nasional: The Decolonized Knowledge dalam Sejarah Islam Indonesia

4 (1)

Studi Magister Sejarah dan Peradaban Islam mengadakan seminar nasional bertema The Decolonized Knowledge dalam Sejarah Islam Indonesia pada Rabu, 10 Juli 2024, yang dilaksanakan di lantai 5 ruang teater Abdul Ghani.

Seminar tersebut mengundang dua narasumber dari latar pendidikan berbeda dengan satu orang yang menjadi pembanding. Acara dibuka oleh sambutan dekan FAH UIN Jakarta, Dr. Ade Abdul Hak, M. Hum., CIQnR. Beliau memaparkan terkait pentingnya dekolonisasi pengetahuan sebagai salah satu upaya untuk menkaji ulang tokoh-tokoh bersejarah di Indonesia yang mempunyai peran penting bagi bangsa.

Lebih lanjut Pak Ade menyampaikan agar nantinya kegiatan tersebut dapat menjadi inspirasi untuk mahasiswa, “Sehingga kita harap seminar ini bisa secara metodologi menjadi inspirasi untuk yang sedang kuliah, baik di tingkat magister maupun S1”.

2 (1)

Acara dilanjutkan oleh pembukaan singkat dari moderator, Endi Aulia Garadian, M. Hum, beliau menyampaikan terkait dekolonisasi dan pengetahuan yang dapat dijadikan sebagai pertanyaan terkait sejarah, terutama sejarah Islam.

Memasuki materi, Zacky Khairul Umam, Ph. D, dosen Universitas Islam International Indonesia, memaparkan terkait dekolonisasi yang dinilai merupakan pemikiran kritis untuk ‘mendekontruksi’ warisan panjang kolonialisme. Yang mana masih banyak sejarah maupun sejarawan Indonesia yang kurang diketahui, atau bahkan tertimbun oleh zaman.

Terdapat beberapa topik yang menjadi pembahasan dalam acara tersebut, terutama terkait Dekolonisasi Sejarah Islam Indonesia. Misalnya seperti kisah-kisah masyarakat kecil (orang pinggiran), termasuk Muslim, di masa kolonial, kritik atas orientalisme kolonial/modern dan Jawasentrisme, pluriversalitas pengetahuan, dan topik lainnya. Beliau memaparkan terkait hendaknya bagaimana menyatukan tradisi Islam statis dengan sejarah secara umum.

Sementara dosen UIN Jakarta, Alfida S. Ag., S. Ip., MLIS., memberi penyampaian lebih lanjut terkait dekolonisasi pengetahuan dari perspektif Ilmu Perpustakaan. Beliau menyampaikan secara teknis dalam mencari koleksi-koleksi masa lampau, khususnya terkait sejarah Islam, baik nasional maupun internasional. Beliau menunjukkan beberapa situs arsip yang menyimpan berbagai koleksi sejarah keislaman, baik buku maupun manuskrip.

Selain itu, Ibu Alfida juga memaparkan bahwa kini sudah tersedia berbagai sumber daring yang menyimpan koleksi masa lampau, seperti naskah kuno,  manuskrip maupun lainnya yang didigitalisasi. Meskipun di Indonesia sendiri masih belum terorganisir dengan baik, namun hal tersebut dapat menjadi celah bagi para pemuda untuk masuk dan mempelajarinya, “Sebenarnya banyak yang bisa dilakukan, mulai dari generasi muda, ini ada sumber-sumber yang bisa dibaca, sebab nanti mereka yang akan menjaga. Siapa lagi kalau bukan mereka?” tuturnya.

3 (1)

Kemudian seminar dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, terutama dari dosen-dosen prodi lain yang turut hadir pada acara tersebut. Selain itu, seminar tersebut turut membentuk diskusi antara narasumber dengan pembanding, Prof. Dr. Jajat Burhanudin, MA, yang berjalan secara komunikatif dan efektif, mulai dari permbahasan terkait bekas-bekas kolonial yang ditinggalkan, digitalisasi manuskrip, serta diskusi lebih dalam tentang dekolonisasi pengetahuan dalam sejarah Islam di Indonesia.

Kegiatan pun diakhiri dengan penyerahan plakat kepada narasumber, penutupan oleh MC, serta sesi foto bersama.

Penulis: Siti Alifia Machmud dan Nadiyah Ulfa

Editor : Okta Reni Azrina RA