Mahasiswi FAH UIN Jakarta Mengabdi di KKN BKS-PTN Barat, Sumatera Utara
Maulida Fitria, Mahasiswi Sejarah dan Peradaban Islam Semester 7, Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta, terpilih menjadi salah satu kontingen KKN UIN Jakarta di KKN BKS Barat. Maulida yang akrab dipanggil Pipit berhasil lolos seleksi untuk mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Bersama Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Negeri Wilayah Indonesia Bagian Barat (BKS-PTN Barat) untuk mengabdi di bumi Sumatera Utara. Ia juga berhasil menorehkan prestasi sebagai The Second Winner Most Active Participant dalam kegiatan KKN BKS-PTN Barat tersebut. KKN internasional ini melibatkan 192 peserta dari 32 perguruan tinggi di delapan negara, termasuk Indonesia, Malaysia, Singapura, Sri Lanka, Thailand, Myanmar, Kazakhstan, dan Yaman. Pipit menjalani KKN selama 30 hari, terhitung sejak tanggal 5 Agustus - 5 September 2024. Sedangkan penutupan acara digelar pada 5 September 2024 di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.
Para peserta KKN, terutama Pipit konsisten dalam menyelesaikan tugas pra-KKN melalui Kelas Pintar Universitas Sumatera Utara (USU). Hal inilah yang menjadi salah satu tolok ukur dalam menilai keaktifannya selama program KKN berlangsung. Peserta KKN BKS-PTN Barat diminta mengakses dan menyelesaikan modul sebagai bagian dari persiapan kegiatan KKN.
Pipit dikenal sangat aktif dalam mengakses Kelas Pintar USU dan menyelesaikan modul-modul yang diberikan. Penilaian keaktifan peserta didasarkan pada seberapa sering mereka mengerjakan modul yang diberikan sejak bulan Juni - Juli tahun 2024. Pipit tidak hanya membawa nama baik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tetapi juga menunjukkan pentingnya kolaborasi dan partisipasi aktif dalam kegiatan internasional. Prestasi ini membuktikan kualitas mahasiswa UIN Jakarta dalam berkontribusi bagi masyarakat.
KKN BKS-PTN Barat memiliki karakteristik yang berbeda dengan KKN jenis lainnya, baik dari segi seleksi hingga pelaksanaanya. Dalam wawancara singkat, Pipit mengungkapkan proses seleksi yang ia lalui dalam mengikuti program KKN ini: “Proses untuk bisa lolos di program ini cukup sulit. Ketika wawancara seleksi, aku membranding bahwa di jurusan SPI (Sejarah Peradaban Islam) aku mempelajari bahasa Belanda di semester 3&4, bahasa Arab di semester 1&2, dan bahasa Inggris di semester 1. Menurutku ini sangat penting, karena kemampuan berbahasa sangat dipertimbangkan dalam seleksi ini. Selain itu, sebagai mahasiswi FAH yang jarang terlihat oleh mahasiswa fakultas lain, aku juga berusaha membranding fakultasku sebagai fakultas ilmu budaya yang sarat dengan humaniora dan kesejarahan, bahwa sebetulnya jurusan dan fakultasku sangat menarik”, tuturnya.
Program KKN BKS-PTN Barat ini diharapkan dapat memberikan pengalaman yang berharga bagi mahasiswa, baik dari segi akademik maupun non-akademik. Melalui program ini, pihak universitas dapat mempererat kerja sama internasional di bidang pendidikan dan memperluas wawasan peserta tentang budaya dan tantangan global di berbagai negara.
Penulis: Hilya Maylaffayza