Mahasiswa Prodi Tarjamah FAH Tembus Batas Coding, Dilatih Ciptakan Aplikasi Penerjemahan dengan Vibe Coding AI
Mahasiswa Prodi Tarjamah FAH Tembus Batas Coding, Dilatih Ciptakan Aplikasi Penerjemahan dengan Vibe Coding AI

Tangerang Selatan, Berita FAH Online – Program Studi Tarjamah Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) mengadakan workshop "Vibe Coding AI: Dari Konsep Hingga Implementasi" di Teater Lantai 5. Acara ini secara lugas menantang mahasiswa untuk menjadi perancang teknologi, bukan sekadar pengguna, dengan memanfaatkan Kecerdasan Buatan (AI) untuk menciptakan inovasi di bidang penerjemahan.

​Acara yang dipadati mahasiswa Prodi Tarjamah ini dihadiri oleh Dekan FAH, Dr. Ade Abdul Hak, S.Ag, S.S, M.Hum, dan menghadirkan narasumber Dewabrata, S.T, Pendiri Juara Coding.

Dalam sambutannya, Dr. Ade Abdul Hak, S.Ag, S.S, M.Hum. menyoroti tantangan berat yang dihadapi oleh para penerjemah seiring dengan kemajuan teknologi AI. Ia secara khusus memotivasi peserta agar tetap unggul dan adaptif.

​"Seiring dengan perkembangan teknologi, tantangan bagi para penerjemah tentu lebih berat. Maka, teman-teman sebagai individu yang memiliki seni sastra yang tinggi jangan sampai tertinggal dan terkalahkan dengan teknologi itu sendiri," tegas Dekan FAH.

Dewabrata, S.T., yang memimpin sesi Vibe Coding, menjelaskan bahwa mahasiswa dari latar belakang non-teknik, seperti bahasa, kini dapat membuat aplikasi dan solusi digital. Ia menepis kekhawatiran bahwa AI akan menghilangkan bahasa, justru menekankan bahwa bahasa adalah fondasi dari seluruh peradaban dan teknologi.

​"Bahkan dari sebuah pemrograman saja itu diawali dengan kata-kata, bahasa. Jadi bahasa itu adalah sesuatu yang paling universal yang tidak akan pernah hilang sepanjang masa," ujar Dewabrata.

​Ia menekankan bahwa bahaya bukan terletak pada hilangnya ilmu (bahasa), melainkan tergantikannya individu yang tidak up-to-date dan tidak memiliki mindset yang tepat.

​"Ilmu itu akan selalu ada, tetapi orangnya bisa tergantikan karena tidak up to date. Ini yang kita jaga hari ini," tambahnya.

​Dewabrata juga menggarisbawahi pentingnya mindset eksploratif dan pemikiran yang berbeda, mengutip kisah Steve Jobs yang berlatar belakang kaligrafi, namun mampu merevolusi teknologi. Menurutnya, kampus adalah tempat untuk membentuk mindset dan melatih otak, bukan sekadar mencari pekerjaan.

Dalam sesi intinya, Dewabrata mendemonstrasikan bagaimana konsep Vibe Coding yang diperkenalkan oleh Andrej Karpathy (mantan petinggi AI di Tesla) memungkinkan mahasiswa menciptakan produk digital hanya dengan bahasa manusia sehari-hari.

​"Hari ini berubah sekali. Sekarang kalian bisa memprogram dengan bahasa manusia. Caranya memang caranya nyuruh ke komputer. Tolong dong buatkan aplikasi... Nah, dengan kata seperti itu, kira-kira ada yang pusing enggak?" tanya Dewantara.

​Ia memberikan contoh nyata, khususnya bagi mahasiswa Tarjamah bahasa Arab, bahwa mereka memiliki peluang besar karena bahasa Arab memiliki aturan yang sangat kompleks, yang sering kali tidak dapat dipahami sepenuhnya oleh programmer non-ahli bahasa.

​"Kalian punya ilmunya, hanya kalian belum punya idenya. Ini yang kita coba eksplorasi hari ini," tutupnya, memacu peserta untuk segera beradaptasi dan menggunakan tools AI seperti OpenAI dan Google untuk menghasilkan inovasi penerjemahan.

Penulis: Hera Awan Sawila

Tag :