Kaprodi SPI FAH UIN Jakarta: Semakin Go International dengan ACQUIN
Kaprodi SPI FAH UIN Jakarta: Semakin Go International dengan ACQUIN

Ciputat, 20 Desember 2024 – Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam (SPI) Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta turut menjadi bagian dalam akreditasi internasional dengan hasil “Unconditional” dari ACQUIN. Sebagai salah satu dari enam program studi yang diakreditasi pada 12-13 Desember 2024, prodi SPI berperan sebagai dalam penyediaan data dan penyesuaian terhadap standar internasional yang ditetapkan oleh ACQUIN. Keberhasilan ini tidak hanya mencerminkan kualitas SPI sebagai program studi unggulan di Indonesia, tetapi juga menunjukkan posisinya di tingkat global.

Kaprodi SPI, Dr. Zakiya Darojat, menuturkan bahwa keberhasilan akreditasi ini adalah keberhasilan program studi secara keseluruhan. "Prodi merupakan ujung tombak keberhasilan akreditasi ini karena semua data yang dihimpun ke SAR ACQUIN, berbasis prodi. Maka keberhasilan akreditasi ini merupakan keberhasilan prodi," ungkapnya. Ia juga menyebut bahwa SPI telah memiliki fondasi yang cukup untuk mendukung proses akreditasi ini, seperti kualitas SDM yaidosen yang 75%-nya bergelar doktor dan 11 di antaranya adalah guru besar, terbanyak di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam atau perguruan tinggi di Indonesia.

Dalam upaya memenuhi standar internasional, SPI terus melakukan revisi kurikulum setiap lima tahun untuk menyesuaikan dengan kebutuhan global. "Kurikulum kami visioner dan selalu berbasis pada kebutuhan, dengan tetap mempertahankan fondasi pengetahuan kesejarahan. Bahkan improvisasi kurikulum dapat dilakukan, menyesuaikan perkembangan kontekstual dunia," jelas Zakiya. Ia juga menekankan bahwa masukan dari para asesor ACQUIN selama proses akreditasi sangat berharga dalam menyempurnakan kurikulum dan program pembelajaran di SPI.

Screenshot 2024-12-23 132731

Kaprodi SPI berfoto untuk CV profil dosen di ACQUIN (Sumber: Dokumentasi Tim ACQUIN FAH)

 

Namun, tantangan utama bagi SPI pasca-akreditasi ini adalah mempertahankan kualitas yang telah diakui secara internasional. "Setelah mendapatkan akreditasi internasional, tantangan kami adalah mempertahankan kualitas dan menghasilkan lulusan yang benar-benar qualified. Ini berarti kami harus terus meningkatkan kualitas sarana dan prasarana, dosen, serta kurikulum, tentunya dengan melibatkan stakeholder dan alumni SPI," tambahnya.

Screenshot 2024-12-23 132749

Kaprodi SPI dalam kegiatan penyusunan SAR ACQUIN (Sumber: Dokumentasi Tim ACQUIN FAH)

 

Manfaat dari akreditasi internasional ini diharapkan dapat dirasakan oleh seluruh civitas akademika SPI, termasuk dosen dan mahasiswa. "Keberhasilan ini sangat membanggakan, tidak hanya bagi dosen dan mahasiswa, tetapi juga mengukuhkan SPI sebagai prodi terkemuka, baik di lingkungan PTKIN maupun di level internasional. Insya Allah, kami optimis ini akan membuka peluang lebih besar bagi mahasiswa SPI untuk semakin go internasional," katanya. Sebelumnya, SPI juga telah mendapatkan pengakuan di level ASEAN melalui akreditasi AUN-QA pada tahun 2016-2020.

Terkait peluang internasional bagi mahasiswa, Zakiya optimis bahwa akreditasi ini akan memberikan peluang yang baik. "Beberapa alumni SPI sudah berhasil menembus kampus-kampus terkemuka di Eropa dan Amerika. Dengan akreditasi ini, kami optimis akan semakin banyak mahasiswa SPI yang bisa go internasional, baik untuk melanjutkan studi maupun berkarir di dunia global," jelasnya. Selain itu, ia berharap agar SPI semakin dikenal di masyarakat internasional, sehingga mampu menarik minat calon mahasiswa dari berbagai negara.

Dengan akreditasi internasional ini, Prodi SPI kini berada dalam posisi yang lebih baik untuk terus mengembangkan diri dan memberikan kontribusi bagi masyarakat luas. “Harapan kami, lulusan SPI tidak hanya diterima di dunia kerja dan kampus terkemuka di luar negeri, tetapi juga mampu menciptakan lapangan kerja yang memberikan manfaat bagi masyarakat luas,” tutupnya penuh semangat.

Kontributor: Faizal Arifin

Keterangan: Artikel ini bebas untuk dipublikasikan ulang atau di-rewrite oleh media lain, dengan catatan bahwa nama penulis dan sumber asli dicantumkan. Mohon pastikan bahwa isi dan konteks artikel tetap sesuai dengan maksud aslinya.

Tag :