Kang Awan: Mengambil Jurusan SPI, Sudah Benar!
Ciputat, (31/5/2023). Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam (SPI), Fakultas Adab dan Humaniora (FAH), kembali menggelar lokakarya dengan tema sejarah. Dengan judul "Sejarawan Menata Sejarah: From Zero to Unlimited", acara ini berhasil menarik lebih dari seratus peserta yang hadir di Auditorium Lantai 5 FAH.
Dalam sambutannya, Dr. Zakiya Darajat, M.A., selaku Ketua Program Studi SPI, memberikan pernyataan yang mampu meredam stigma umum terhadap jurusan sejarah. Baginya, mahasiswa sejarah sebenarnya memiliki kesempatan untuk berkarir di berbagai bidang. Saat lulus, terdapat beragam pekerjaan yang dapat dijelajahi.
Pernyataan tersebut juga didukung oleh Dr. Ida Farida, M.LIS., Wakil Dekan I Bidang Kemahasiswaan, yang turut memberikan sambutan pada acara pagi itu. Ia menyatakan bahwa lulusan program studi SPI tidak hanya belajar tentang sejarah di dalam kelas, tetapi juga dapat memanfaatkan kesempatan magang di berbagai bidang. Dengan demikian, para lulusan dapat belajar dari berbagai ilmu yang berkaitan dengan sejarah.
Lokakarya kali ini juga melibatkan Mauluddin Anwar, seorang alumnus SPI yang telah berpengalaman sebagai wartawan di berbagai negara, sebagai narasumber. Dalam paparannya, Kang Awan menginspirasi semangat para mahasiswa SPI agar tidak meragukan pilihan jurusan mereka. Ia meyakinkan bahwa keputusan untuk mengambil jurusan SPI sudah tepat.
Sebagai wartawan, Kang Awan berpendapat bahwa latar belakang sejarah merupakan nilai tambah bagi profesi jurnalis. Dengan pemahaman sejarah, seorang jurnalis dapat memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang konteks berita yang sedang diliput.
"Sebagai mahasiswa sejarah, kita dapat membawa perspektif bahwa peristiwa yang kita liput sebenarnya telah terjadi dalam sejarah," ungkapnya dengan nada bercanda ketika membahas liputan berita tentang fenomena "nabi palsu" di media.
Kang Awan menekankan kepada para mahasiswa bahwa mereka telah memperoleh pengetahuan melalui perkuliahan di kelas. Yang perlu dilakukan adalah mengasah pengetahuan tersebut dengan kemampuan dan kreativitas yang baik, sehingga mahasiswa dapat bergerak di berbagai bidang, termasuk jurnalisme.
Selain keterampilan hard skill dan soft skill, alumnus SPI tahun 1994 ini juga menyarankan beberapa tips bagi mahasiswa yang ingin terjun ke dunia jurnalis. Sikap kreatif dan adaptif diperlukan agar dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman. Selain itu, diskusi dan kolaborasi juga penting untuk membentuk jaringan kerja. Menurut Kang Awan, itulah beberapa kunci yang harus dimiliki oleh seorang jurnalis dengan latar belakang sejarah. Dengan demikian, mahasiswa tidak perlu merasa minder dengan jurusan mereka sendiri. Nyatanya, melalui Kang Awan, lulusan sejarah bisa bergerak di ranah manapun.
Kontributor: Diah Ruhaini
Editor: Faizal Arifin