GPS (Gerakan Pungut Sampah) “Aksi sederhana buat kita semua”
GPS (Gerakan Pungut Sampah) “Aksi sederhana buat kita semua”

Sudah tak asing lagi bagi masyarakat dunia bahwasannya sampah merupakan masalah yang menjadi  prioritas utama untuk kelangsungan hidup manusia dimanapun berada. Secara sederhana sampah merupakan sisa dari material yang tak terpakai, baik yang dihasilkan manusia maupun non manusia. Pada dasarnya konsep sampah itu tidak ada, akan tetapi di dalam kehidupan manusia ada konsep lingkungan, maka konsep sampah itu ada, baik itu sampah alam, sampah manusia, sampah industry, sampah konsumsi, dll.

Dalam kenyataannya, sampah yang paling dominan di dalam kehidupan sehari-hari adalah sampah  konsumsi, seperti botol air mineral, bungkus makan-makanan ringan, bungkus permen, tisyu bekas dll. Hal itu sudah menjadi pemandangan biasa selama manusianya juga masih ada, karena manusia sebagai penggerak utama bagi kehadiran sampah-sampah yang menjelma.

Kehadiran sampah menjadi sebuah keniscayaan bagi kehidupan manusia selama manusia masih memproduksi segala kebutuhannya. Oleh karenanya manusia dituntut untuk bisa mengatasi dan memberi solusi bagi sampah itu sendiri, seperti mendaur ulang atau membuang ke tempat yang sudah disediakan. tak heran di berbagai daerah sudah mulai menggalakkan gerakan untuk mengatasi sampah dengan berbagai solusi yang dihadirkanya, seperti di kota Bandung ada konsep GPS yaitu gerakan pungut sampah yang dilaksanakan oleh masyarakat kota Bandung pada hari Senin, Rabu dan Kamis. Kegiatan itu dimotori oleh Ridwan Kamil selaku Wali Kota Bandung itu sendiri.

Hal serupa pun (GPS/Gerakan Pungut Sampah) di hadirkan dan dilaksanakan di tataran kampus, tepatnya di Fakultas Adab dan Humaniora yang dimotori oleh Prof. Dr. Oman Fathurrahman, M.Hum yang dilaksanakan satu minggu sekali yaitu setiap hari Jumat pukul 16.00 Wib. Program GPS ini tentunya tidak tanpa alasan, mengingat sampah-sampah itu banyak bertebaran dan berserakan disetiap pelosok lingkungan kampus, meskipun tong sampah di perbanyak jauh-jauh hari sebelum program GPS ini dihadirkan. Konsep GPS ini menekankan 3PSS yaitu, pungut sampah saya, pungut sampah sekarang dan pungut sampah sekitar. Dari ketiga poin tersebut, GPS ini tentunya ditujukan kepada semua lapisan masyarakat kampus tanpa terkecuali, terutama kepada mahasiswa yang notabene sebagai kalangan mayoritas.

Oleh karena itu, sudah seharusnya mahasiswa yang sebagai agent of change untuk mewujudkan suatu perubahan itu di mulai dari hal yang terkecil seperti memungut sampah, demi terwujudnya lingkungan bersih, nyaman dan enak di pandang.

Bagi penulis, konsep GPS ini  sebagai tindakan sosial yang memiliki beberapa nilai. diantaranya melatih mental yang biasanya bersikap apatis, malu, dan gengsi memungut sampah setempat menjadi peduli terhadap lingkungan yang bebas dari sampah, yang pada akhirnya kepedulian tersebut akan menjadi terbiasa dan diterapkan dimanapun ia berada tanpa menunggu intruksi dari siapa. Kedua yaitu melatih kesadaran, bahwasanya lingkungan bersih itu sangatlah penting, terlebih lingkungan itu sebagai tempat kegiatan-kegiatan yang bersifat akademis yang membutuhkan suasana nyaman.

Terlepas dari itu, program gerakan pungut sampah ini harus  di dukung dan disukseskan oleh mahasiswa itu sendiri sebagai bentuk pengaplikasikan dari pengetahuannya. Karena hal itu merupakan suatu bentuk aksi nyata yang bersifat sederhana serta memberikan manfaat besar bagi kita semua.

Oleh: Rian Wahyudin (Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Sejarah Dan Kebudayaan Islam)