Focus Group Discussion (FGD) Persiapan Akademik dan Penerimaan Prodi S3 Sejarah Peradaban Islam
Tangerang Selatan, Berita FAH Online – Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melangkah lebih jauh dalam menyongsong pembukaan Program Studi Doktor (S3) Sejarah Peradaban Islam. Dalam Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan pada Jumat (23/5/2025) di Ruang Sidang Utama lantai 2, Kampus 3 FAH, para pemangku kepentingan berkumpul untuk membahas arah strategis dan kesiapan kurikulum program ini.
Suasana FGD berlangsung hangat dan dinamis, sesekali diselingi canda untuk mencairkan suasana, namun tetap produktif dan sarat gagasan. FAH UIN Jakarta optimistis, pembukaan Prodi S3 Sejarah Peradaban Islam akan memperkuat posisi UIN Jakarta sebagai pusat unggulan dalam kajian peradaban Islam di Asia Tenggara.
FGD tersebut memfokuskan perhatian pada aspek kurikulum, jalur penerimaan mahasiswa, serta strategi penjaminan mutu akademik. Draf kurikulum yang tengah dirancang mencakup 44 SKS, dengan penekanan pada historiografi Islam serta pendekatan penelitian yang fleksibel—termasuk kemungkinan jalur by research dan reguler.
Acara ini dipimpin langsung oleh Dekan FAH, Dr. Ade Abdul Hak, M.Hum., CIQnR, dan dihadiri oleh sejumlah guru besar dan dosen senior, antara lain Prof. Muhammad Zuhdi sebagai, M.Ed., Ph.D. sebagai narasumber langsung, ada juga Prof. Dr. Sudarnoto Abdul Hakim, M.A., Prof. Dr. Jajat Burhanuddin, M.A., Dr. Ida Farida, MLIS., dan Prof. Dr. Abd. Wahid Hasyim, MA, Dr. Awalia Rahma, MA, Prof. Drs. H. Amirul Hadi M.A., Ph.D. Kehadiran mereka menunjukkan keseriusan FAH dalam membangun program doktoral yang bertaraf internasional.
Prof. Sudarnoto menekankan pentingnya program ini sebagai wadah penguatan kajian sejarah peradaban Islam yang mampu berkontribusi pada rekonstruksi narasi keilmuan Islam secara adil dan inklusif, baik di tingkat nasional maupun global. Program ini juga diharapkan menjadi magnet bagi mahasiswa dari dalam dan luar negeri.
Diskusi mengemuka mengenai model pendidikan doktoral, termasuk penerapan fast track dan by research. Prof. Zuhdi mengingatkan agar jenjang magister tidak dilompati, meski peluang fast track tetap terbuka di masa depan. Dr. Ida Farida, MLIS., mencontohkan praktik di UI, di mana jalur by research mensyaratkan publikasi ilmiah sejak awal, sementara reguler lebih menekankan output di akhir studi.
Prof. Zuhdi menambahkan bahwa fast-track masih belum memungkinkan untuk diterapkan, sebab UIN Jakarta harus menjamin kelulusan jenjang magister sebelum melanjutkan ke doktor. Ia menegaskan pentingnya menjaga distingsi akademik antarjenjang.
Soal bahasa pengantar dan prasyarat penerimaan juga mengemuka. Prof. Zuhdi mengusulkan agar seleksi tidak menyamakan standar dengan jenjang S1. Sementara itu, diskusi ringan namun tajam turut mempertimbangkan apakah tes kemampuan membaca Al-Qur’an dan tes bahasa Arab perlu dijadikan syarat masuk, atau cukup dengan tes bahasa Inggris untuk mendukung penelitian ilmiah.
Dari FGD tersebut, tiga agenda utama disepakati: penyusunan final kurikulum, integrasi ke sistem akademik, dan unggah ke platform e-Semesta. Selain itu, regulasi penerimaan dan tata kelola kaprodi–sekprodi juga akan disiapkan. Adopsi Permendikbud No. 53 Tahun 2023 menjadi salah satu rujukan penting, termasuk pembagian 2 semester pembelajaran dan 4 semester penelitian.
Dokumentasi Kegiatan: