FAH UIN Jakarta Tandatangani Kerjasama dengan Leiden University sekaligus Gelar Join Lecture
FAH UIN Jakarta Tandatangani Kerjasama dengan Leiden University sekaligus Gelar Join Lecture

Tangerang Selatan - FAH UIN Jakarta | Berkolaborasi dengan Leiden University, Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (UIN Jakarta) menggelar  Join Lecture yang membahas tentang Digitalisasi Manuskrip di Indonesia sekaligus penandatanganan kerjasama dengan Universitas Leiden, Belanda guna mewujudkan visi UIN Jakarta, yakni menjadi perguruan tinggi bereputasi global dengan keunggulan integrasi ilmu keislaman, keindonesiaan, dan sains. Acara yang dihadiri ratusan orang itu digelar di Ruang Teater Abdul Ghani lantai 5 FAH UIN Jakarta, Jumat (28/09/2024).

WhatsApp Image 2024-06-28 at 9.56.13 PM

Dekan  FAH UIN Jakarta, Dr. Ade Abdul Hak, menyambut hangat kedatangan perwakilan dari Universitas Leiden beserta Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde (KITLV) Indonesia. “Ucapan terima kasih setinggi-tingginya dari civitas akademika FAH dihaturkan kepada Universitas Leiden dan juga KITLV yang telah bersedia menjalin kerjasama dan menyempatkan hadir secara langsung di acara yang sangat prestisius ini,” ujar Dr. Ade. Dalam sambutannya, ia juga menginformasikan sedikit mengenai Perpustakaan KITLV yang berada di Indonesia.

Dalam acara diskusi Join Lecture itu, FAH UIN Jakarta mengundang tiga pemateri, yaitu Dr. Verena Meyer selaku Asisten Profesor Islam di Asia Selatan dan Tenggara, Universitas Leiden, Prof. Dr. Jajat Burhanuddin, Μ.Α. selaku Ketua Program Studi Magister Sejarah dan Peradaban Islam, Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Jakarta, dan Prof. Dr. Oman Fathurrahman, M.Hum. selaku Dosen Program Studi Magister Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta & Penyidik Utama DREAMSEA, serta dimoderatori oleh Prof. Usep Abdul Matin, S.Ag., M.A., M.A., Ph.D. selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama UIN Jakarta.

WhatsApp Image 2024-06-28 at 9.54.08 PM

Dalam paparannya, Dr. Verena Meyer menekankan pentingnya digitalisasi manuskrip yang ada di Indonesia. “Pentingnya digitalisasi sebagai upaya untuk menciptakan narasi argumen dan bukti dari kekerasan serta tindakan yang pernah dilakukan oleh kolonialisme terhadap negara-negara,” ujar Meyer. Ia juga menambahkan, “Setelah penaklukan Jogja, hampir semua manuskrip dibawa ke Inggris. Setengahnya ke British Library dan setengahnya lagi dikembalikan ke Jogja. Sisanya tidak diketahui di mana. Sayangnya, banyak manuskrip yang tidak bisa diakses sama sekali di Indonesia karena serangan siber.”

Senada dengan itu, salah satu filolog Indonesia yang juga menjadi dosen di FAH UIN Jakarta, Prof. Dr. Oman Fathurrahman, menyatakan bahwa digitalisasi penting guna menjaga kelestarian naskah-naskah dan melihat jati diri bangsa ini. “Melalui Digital Repository of Endangered and Affected Manuscripts in Southeast Asia (DREAMSEA) UIN Jakarta,  berupaya untuk melestarikan manuskrip di seluruh wilayah Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Manuskrip tersebut kemudian didigitalisasikan sehingga dapat diakses sepenuhnya dan terbuka secara online,” jelas Oman Faturrahman.

 

Penulis : Risa Tania dan Safira Putri N

Notulensi : Sindy dan Abdullah Tsalis