FAH UIN Jakarta Selenggarakan Workshop Penyamaan Persepsi Penyusunan Kurikulum 2025
Tangerang Selatan, Berita FAH Online – Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar Workshop Penyamaan Persepsi Penyusunan Kurikulum 2025 pada Rabu (19/3) di Ruang Teater, Lantai 5, Gedung FAH. Kegiatan yang berlangsung dari pukul 09.30 hingga 15.00 WIB ini bertujuan untuk menyamakan pemahaman terkait pembaruan kurikulum di tingkat fakultas agar selaras dengan kebijakan akademik terbaru serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Workshop Dihadiri oleh Akademisi dan Pakar Kurikulum
Workshop ini menghadirkan narasumber, Riyan Adi Putra, S.Hum., M.Hum., Koordinator Akreditasi dan Pemeringkatan LPM UIN Jakarta. Diskusi dipandu oleh moderator Nurul Azizah, M.Hum., yang juga merupakan dosen Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam FAH UIN Jakarta.
Acara dibuka secara resmi oleh Dekan Fakultas Adab dan Humaniora, Dr. Ade Abdul Hak, M.Hum., yang dalam sambutannya menekankan pentingnya evaluasi dan penyelarasan kurikulum agar relevan dengan kebutuhan zaman.
"Kurikulum adalah fondasi utama dalam dunia akademik. Oleh karena itu, kita perlu melakukan pembaruan secara berkala untuk memastikan bahwa materi perkuliahan yang diajarkan tetap relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan serta kebutuhan mahasiswa dalam dunia kerja," ujar Dr. Ade Abdul Hak.
Pembahasan Kunci dalam Workshop
Dalam sesi pertama, narasumber menyampaikan pentingnya penyusunan kurikulum berbasis Ongoing Curriculum Development yang fleksibel dan adaptif terhadap dinamika pendidikan tinggi. Ia menekankan bahwa pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan tiga aspek utama, yaitu:
- Keselarasan dengan Kebijakan Nasional dan Internasional
Kurikulum harus mengikuti regulasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) serta standar internasional yang dapat meningkatkan daya saing lulusan di tingkat global - Integrasi Teknologi dalam Pembelajaran
Perkembangan teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI), harus diadaptasi dalam proses pembelajaran. AI dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran berbasis daring, analisis data akademik, serta personalisasi metode pengajaran. - Penyelarasan dengan Dunia Kerja
Kurikulum harus memperkuat keterampilan mahasiswa agar lebih siap menghadapi tantangan dunia kerja, termasuk melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Selanjutnya, narasumber membahas berbagai strategi dalam menyusun kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing program studi di FAH. Ia menyoroti pentingnya keterlibatan berbagai pihak, termasuk mahasiswa dan alumni, dalam proses evaluasi kurikulum.
"Mahasiswa saat ini memiliki kebutuhan belajar yang berbeda dibanding generasi sebelumnya. Oleh karena itu, perguruan tinggi harus lebih fleksibel dalam memberikan pilihan pembelajaran, seperti magang, studi independen, dan proyek berbasis industri," ujar Riyan Adi Putra.
Implementasi Program MBKM dan Fleksibilitas Kurikulum
Salah satu topik yang menarik perhatian peserta adalah implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Dalam diskusi ini, dijelaskan bahwa program MBKM memungkinkan mahasiswa untuk memperoleh pengalaman belajar di luar kampus melalui berbagai skema, seperti:
- Magang di perusahaan atau lembaga penelitian
- Studi independen dengan dosen pembimbing
- Pertukaran mahasiswa antaruniversitas, baik dalam maupun luar negeri
- Kegiatan kewirausahaan dan proyek kemanusiaan
Selain itu, dalam kebijakan terbaru, program magang tidak lagi menjadi syarat wajib bagi mahasiswa program sarjana, tetapi dapat digantikan dengan program MBKM yang lebih fleksibel sesuai minat dan kebutuhan individu mahasiswa.
Diskusi juga mencakup perubahan dalam sistem evaluasi akademik. Kini, perguruan tinggi dapat menerapkan sistem penilaian berbasis kompetensi dengan skema "lulus" atau "tidak lulus" untuk mata kuliah tertentu, meskipun kebijakan ini tetap harus disesuaikan dengan standar masing-masing program studi.
Antusiasme Peserta dan Kesimpulan Workshop
Workshop ini dihadiri oleh dosen, tenaga kependidikan, serta perwakilan mahasiswa dan alumni dari berbagai program studi di FAH UIN Jakarta. Para peserta aktif berpartisipasi dalam diskusi dan berbagi pengalaman terkait tantangan dalam implementasi kurikulum yang berbasis teknologi dan kebutuhan pasar kerja.
Sebagai penutup, narasumber menegaskan bahwa penyusunan kurikulum yang baik harus mempertimbangkan keseimbangan antara teori dan praktik, serta menyesuaikan dengan perkembangan global. Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta berkomitmen untuk terus mengembangkan kurikulum yang inovatif dan responsif terhadap kebutuhan mahasiswa serta masyarakat luas.
Dengan terselenggaranya workshop ini, diharapkan kurikulum FAH UIN Jakarta ke depan dapat lebih berkualitas dan memberikan dampak positif bagi perkembangan akademik maupun profesionalisme lulusan.
Penulis: Ida Rosida dan Putri Yasmin
Dokumentasi Kegiatan: