FAH UIN Jakarta Gelar Yudisium ke-138: Merajut Pengetahuan Jaringan Pengetahuan Global Melalui Inovasi Digital Berbasis Spiritualitas
FAH UIN Jakarta Gelar Yudisium ke-138: Merajut Pengetahuan Jaringan Pengetahuan Global Melalui Inovasi Digital Berbasis Spiritualitas

Theater, Berita FAH Online - Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta menyelenggarakan Wisuda ke-138 Tahun Akademik 2024/2025 pada Jum’at, 28 November 2025, bertempat di Ruang Teater, Lantai 5 FAH. Acara yang berlangsung khidmat ini mengangkat tema “Merajut Pengetahuan Jaringan Pengetahuan Global Melalui Inovasi Digital Berbasis Spiritualitas” dan menjadi momen bersejarah bagi para lulusan yang siap memasuki babak baru pengabdian di tengah masyarakat.

Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Adab dan Humaniora, Dr. Ade Abdul Hak, S.Ag., S.S., M.Hum., menekankan pentingnya membangun hubungan yang harmonis antara inovasi digital dan spiritualitas, dua hal yang menurutnya merupakan fondasi utama visi dan misi FAH. Ia menjelaskan bahwa nilai spiritual tidak pernah terpisah dari perkembangan teknologi, bahkan keduanya saling melengkapi. Mengaitkan konsep kode digital 1.0 dengan spiritualitas, beliau menyinggung spirit Surah Al-Qalam yang menyebut kata “Nun… demi pena dan apa yang mereka tulis,” serta pandangan Syekh Abdul Qadir al-Jaelani tentang penciptaan ruh, nabi, alam, dan akal. Menurutnya, kalimat tauhid Lā ilāha illā Allāh pun memiliki simbolisme “0.1” yang menunjukkan kesatuan ilahi sekaligus dualitas ilmu sebagai pijakan etik. Ia juga menambahkan bahwa pergerakan alam semesta yang berputar, seperti tawaf atau rotasi matahari, dapat dipahami sebagai bentuk “kode zikir” yang terus menuntun manusia pada kesadaran ketuhanan.

Lebih jauh, Dekan menjelaskan bahwa pengetahuan pada hakikatnya tersusun dari tiga jenis yang saling melengkapi: pengetahuan empiris (sains), pengetahuan rasional (filsafat), dan pengetahuan mistis (ma’rifat). Ketiganya harus dirajut menjadi satu integrasi sehingga para lulusan mampu menghadapi tantangan zaman dengan kecerdasan intelektual, kejernihan akal, dan keteguhan spiritual. Ia menegaskan bahwa apa pun gelar akademik yang disandang para lulusan, semuanya membawa amanah moral untuk menjaga integritas ilmu dan memanfaatkannya bagi masyarakat. Dekan juga mengingatkan bahwa Rukun Islam dan Rukun Iman berjalan beriringan dan keduanya membutuhkan akal yang sehat agar manusia senantiasa merasa diawasi oleh Allah. Di akhir sambutannya, ia berpesan agar para lulusan tidak berhenti belajar, meskipun kelak sudah bekerja, karena dunia ilmu adalah perjalanan tanpa batas.

Pada wisuda kali ini, FAH juga mengumumkan tujuh wisudawan terbaik dari berbagai program studi. Mereka adalah Niswa Nilam Qonita dari Prodi Bahasa dan Sastra Arab dengan IPK 3.97 dan predikat Pujian (Cum Laude) yang meneliti al-Af‘āl al-Kalāmiyyah dalam drama “Zahrah Ḥikāyā”; Rizka Nur Aqilah dari Prodi Sejarah dan Peradaban Islam dengan IPK 3.83 yang menulis penelitian tentang peran Kolese Xaverius dalam misi Katolik di Jawa pada 1900–1942; serta Safira Putri Madani dari Prodi Tarjamah dengan IPK 3.76 yang mengkaji komparasi teknik penerjemahan Fadhil Mulyono dan Abdullah Zaen dalam kitab Khulâsat Ta‘zîm al-‘Ilm. Wisudawan terbaik berikutnya adalah Dina Wulandari dari Ilmu Perpustakaan dengan IPK 3.94 yang meneliti pengaruh modal sosial terhadap minat baca di Jakarta Book Party; Nur Hidayat Hadi Saputra dari Sastra Inggris dengan IPK 3.84 yang meneliti framing media dalam konflik Papua melalui Benar News dan The Guardian; Syaidina Sapta Wilandra dari Magister Sejarah dan Kebudayaan Islam dengan IPK 3.82 yang menulis tesis mengenai imaji bangsa dalam gerakan Sarekat Islam tahun 1916–1933; serta Aqidatul Islamiyah dari Magister Bahasa dan Sastra Arab dengan IPK 3.74 yang mengkaji eksistensialisme dalam novel Qinā’ bi-Lawn al-Samā’ karya Basim Khandaqji. Ketujuh lulusan ini menjadi representasi prestasi akademik FAH yang membanggakan.

Dengan terselenggaranya Wisuda ke-138 ini, Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta kembali menegaskan komitmennya dalam melahirkan generasi intelektual yang unggul secara akademik, mendalam secara spiritual, dan adaptif terhadap dinamika digital global. Perpaduan antara ilmu, etika, dan teknologi menjadi pesan utama yang diharapkan dapat menjadi bekal bagi para lulusan dalam membangun peradaban yang berkelanjutan.

Penulis : Jasmiko

Dokumentasi:

Tag :