Evaluasi dan Penyusunan Kurikulum 2025 Prodi Ilmu Perpustakaan FAH UIN Jakarta
Ciputat Timur, Berita FAH Online - Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Jakarta mengadakan pertemuan penting di Ruang Sidang Utama, lantai 2, pada Rabu, 12 Maret 2025 untuk mengevaluasi dan menyusun kurikulum baru bagi Program Studi Ilmu Perpustakaan (IP). Kegiatan ini dihadiri oleh para akademisi, mahasiswa, dan alumni guna memberikan masukan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan yang berbasis integrasi keilmuan dan keislaman.
Acara dibuka oleh Kaprodi Ilmu Perpustakaan Siti Maryam, S.Ag,S.S., M.Hum kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Dekan FAH, Dr. Ade Abdul Hak, M.Hum. Dalam sambutannya, Dekan menekankan pentingnya integrasi keilmuan dan keislaman dalam kurikulum, bukan sekadar ayatisasi. Beliau menegaskan bahwa Al-Qur’an dan Hadits seharusnya menjadi sumber nilai dan konsep keilmuan yang khas bagi Prodi IP UIN dibandingkan dengan universitas lain. Selain itu, perkembangan teknologi, termasuk kecerdasan buatan (AI), juga perlu diakomodasi dalam proses pembelajaran agar lulusan tidak tertinggal dengan perkembangan zaman.
Wakil Dekan I, Dr. Ida Farida, MLIS, dalam sambutannya menekankan bahwa kurikulum harus berbasis Outcome-Based Education (OBE) serta memberikan pilihan mata kuliah yang lebih terarah sesuai dengan accreditation framework Eropa. Untuk itu, masukan dari mahasiswa dan alumni yang telah memiliki pengalaman di lapangan sangat dibutuhkan dalam penyusunan kurikulum yang lebih relevan dengan dunia kerja.
Penjaringan Masukan dan Evaluasi Kurikulum
Dalam sesi diskusi, Riyan Adi Putra, M.Hum menegaskan bahwa pertemuan ini bertujuan untuk menjaring masukan dari berbagai pihak sebelum menyusun profil lulusan dan capaian pembelajaran. Salah satu hasil diskusi adalah pembagian bidang keilmuan menjadi tiga kelompok utama: perpustakaan, kearsipan, dan teknologi informasi.
Dekan menambahkan bahwa profil lulusan sebaiknya dibuat terpisah antara pengelola perpustakaan, lembaga arsip, dan lembaga informasi lainnya agar mahasiswa dapat lebih fokus menguasai bidang yang diminatinya.
Masukan dari Mahasiswa
Beberapa mahasiswa yang hadir turut memberikan pandangan mereka terhadap kurikulum yang sedang berjalan. Vaiza mengusulkan agar mata kuliah kearsipan diperbanyak karena saat ini hanya tersedia satu mata kuliah terkait arsip hingga semester lima. Sementara itu, Fauzan menyoroti perlunya peningkatan materi terkait perpustakaan sekolah mengingat tingginya permintaan tenaga perpustakaan di sekolah-sekolah.
Najmi berpendapat bahwa semua mata kuliah penting, tetapi perlu dimajukan ke semester lebih awal agar mahasiswa dapat lebih siap menghadapi praktik di lapangan. Rafi dan Rima sepakat bahwa peminatan perlu diterapkan agar mahasiswa bisa lebih fokus menjadi pustakawan, arsiparis, atau profesional di bidang informasi lainnya.
Masukan dari Dosen dan Alumni
Bu Nurul mengusulkan pemisahan mata kuliah deskripsi buku dan deskripsi non-buku agar waktu praktik lebih optimal. Sementara itu, Bu Dilla menyoroti pentingnya mata kuliah klasifikasi Islam serta perlunya pemisahan antara kosa kata indeks dan tajuk subjek.
Muhammad Azwar, S.Pdl, M.Hum menyarankan agar profil lulusan dibuat lebih spesifik dan marketable, seperti di universitas lain yang memiliki profil lulusan sebagai kurator, media specialist, atau manajer penerbitan. Pak Parhan juga menekankan pentingnya pemetaan mata kuliah sesuai dengan kebutuhan profil lulusan dan pasar kerja.
Wakil Dekan I Dr. Ida sekaligus sebagai Dosen prodi Ilmu Perpustakaan menyoroti perlunya penyelarasan jumlah mata kuliah core dan pilihan, serta mempertimbangkan ketersediaan tenaga pengajar. Sementara itu, Pak Yudi mengusulkan penambahan mata kuliah preservasi digital dan fasilitas praktik yang lebih memadai.
Diskusi ini menghasilkan beberapa poin penting untuk pengembangan kurikulum ke depan, di antaranya:
Pertama; Pembagian profil lulusan berdasarkan spesialisasi (pustakawan, arsiparis, profesional informasi). Kedua ; Penambahan mata kuliah kearsipan dan teknologi informasi. Ketiga ; Peningkatan porsi praktik dalam kurikulum. Keempat ; Penyusunan mata kuliah berbasis OBE dan integrasi dengan PKL serta Merdeka Belajar.
Dengan adanya pertemuan ini, diharapkan kurikulum yang baru dapat lebih relevan dengan kebutuhan industri dan perkembangan ilmu pengetahuan, serta tetap mempertahankan keunikan integrasi keilmuan dan keislaman yang menjadi ciri khas UIN.
Dokumentasi Kegiatan: