Direktur Timur Tengah Kemenlu Dorong Insan Kampus untuk Melek Informasi terkait Isu Palestina
Ciputat, 15 November 2023 – Bagus Hendraning Kobarsyih, Direktur Timur Tengah Kementerian Luar Negeri, menjadi pembicara utama dalam acara talkshow yang diselenggarakan oleh Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bersama Aqsa Working Group (AWG). Dalam sesi tersebut, Kobarsyih menyoroti peran kritis generasi muda dalam memahami dan mengatasi isu-isu Palestina, dengan tekanan pentingnya menjadi melek informasi.
Dirinya menyampaikan keresahannya terhadap minimnya perhatian generasi muda terhadap isu Palestina, dan menduga bahwa fenomena ini berkaitan erat dengan adanya kesenjangan literasi. Menurut Kobarsyih, kesenjangan literasi menjadi konsekuensi logis dari era digital, di mana masalah utamanya bukan lagi sulitnya mencari informasi, tetapi kecerdasan dalam memilah informasi yang relevan.
Kobarsyih memberikan contoh perbedaan pendekatan antara Jepang dan Indonesia dalam menghadapi perubahan zaman. Di Jepang, orang-orang dilatih untuk membaca sebelum menonton, baru kemudian beralih ke dunia digital secara bertahap. Namun, di Indonesia, peralihan antar era terjadi dengan cepat, mengakibatkan generasi muda harus beradaptasi dengan perubahan informasi secara instan.
Dalam usahanya merespons tantangan ini, Kobarsyih mengumumkan bahwa Kementerian Luar Negeri membuka pintu selebar-lebarnya bagi siapa pun yang ingin mengunjungi Kemenlu dan berdiskusi mengenai berbagai kajian isu terkini, termasuk isu Palestina. Langkah ini diharapkan dapat mendorong generasi muda, terutama kalangan kampus, untuk menjadi lebih melek informasi dan aktif dalam mengatasi tantangan global.
Menlu Soroti Tiga Poin Kunci Ibu Menteri Luar Negeri di PBB dan Desakan OKI terkait Palestina
Selain itu, Kobarsyih mengulas tiga poin penting dari kehadiran Ibu Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, dalam sidang Dewan Keamanan PBB. Ibu Menteri Retno Marsudi mendesak gencatan senjata, memprioritaskan akses kemanusiaan, dan membahas akar masalah Palestina, termasuk isu kemerdekaan Palestina melalui solusi dua negara yang menitikberatkan pada Yerusalem Timur sebagai ibu kota. Poin-poin ini menandai komitmen Indonesia dalam menghadapi kompleksitas masalah di Timur Tengah.
Selain membahas hal tersebut, Kobarsyih juga mengangkat isu desakan dari Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) ke Indonesia untuk menangani masalah Palestina. Dalam menanggapi desakan tersebut, OKI mengambil langkah signifikan dengan menunjuk Presiden Jokowi untuk melakukan pertemuan dengan Presiden Biden. Langkah ini mencerminkan tanggung jawab bersama dalam menangani konflik global.
Peristiwa ini menciptakan analogi dengan sejarah, khususnya saat Presiden Soekarno mencetuskan Gerakan Non-Blok dan bertemu dengan Presiden John F. Kennedy. Hal ini menegaskan peran Indonesia dalam diplomasi global dan upaya untuk mencapai perdamaian di tengah-tengah ketegangan internasional.
Kontributor: Nur Annisa Fitria
Editor: AY