Deputi Gubernur Senior BI: Kami Harapkan Kolaborasi
Deputi Gubernur Senior BI: Kami Harapkan Kolaborasi

Jakarta, (26/7/2023). Seminar sejarah nasional dengan tema "Peran Bank Indonesia di Daerah: Dulu dan Kini" sebagai bagian dari perayaan ulang tahun ke-70 Bank Indonesia (BI). Destry Damayanti, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, hadir sebagai salah satu tokoh dalam seminar ini dan menyampaikan harapannya kepada para sejarawan dan budayawan. Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Dr. Imas Emalia, M.Hum., seorang penulis kajian sejarah BI yang juga dosen Sejarah dan Peradaban Islam, Fakultas Adab dan Humaniora (FAH), UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia hadir bersama para mahasiswa SPI FAH.

Dalam sambutannya, Destry Damayanti mengungkapkan keinginan untuk terus melakukan kolaborasi dan sinergi dalam menjaga peninggalan dan heritage dari BI. Acara ini juga menjadi momen bersejarah karena menandai peresmian dan peluncuran buku "Sejarah dan Heritage KPw BI Provinsi Sulawesi Utara" yang menjadi sebuah langkah penting dalam memperkuat upaya melestarikan sejarah BI. Destry Damayanti menekankan pentingnya kolaborasi dengan sejarah dari berbagai kampus untuk lebih mendalam mengkaji peran Bank Indonesia di masa lalu.

Sejarah BI sendiri memiliki perjalanan panjang. Pada awalnya, BI didirikan dengan nama De Javasche Bank (DJB) oleh pemerintah Belanda sebagai bank sirkulasi uang gulden di Indonesia dan sebagai bank sentral. DJB berfungsi untuk mengatur aktivitas keuangan Belanda di Indonesia dan memiliki 16 cabang di berbagai wilayah.

Pada tahun 1951, DJB diambil alih dan menjadi Bank Indonesia sebagai bank sentral. Seiring berjalannya waktu, BI juga memainkan peran penting dalam penerbitan uang rupiah sebagai pengganti gulden, dan kantor perwakilan BI tersebar di seluruh Indonesia dengan 46 kantor, sementara kantor BI peninggalan Belanda tetap dipertahankan sebagai cagar budaya.

Kantor BI peninggalan Belanda kemudian dijadikan museum pada tahun 2006, dan tahun 1993, kantor BI dilestarikan dan dijadikan cagar budaya. Proses melestarikan sejarah BI ini bukanlah hal yang mudah, tetapi kerja sama antara para sejarawan, budayawan, dan akademisi menjadi tahap pertama yang penting dalam upaya melestarikan heritage dari BI.

Dosen yang terlibat dalam kegiatan ini adalah Dr. Imas Amelia, bersama para mahasiswanya. Para mahasiswa yang hadir, antara lain, Maulida Fitria, Rizka Nur Aqilah, Siti Amalia, Risda Falyastatyanis, Putri Luthfiah Rifdah, Aisyah, Fitria, Meli Yana Marlina, dan Najma Aqilah.

Seminar Nasional Sejarah Bank Indonesia ini diadakan secara hybrid melalui platform Zoom dan memiliki narasumber utama seperti Destry Damayanti sebagai Keynote Speaker, Dr. (HC). Burhanuddin Abdullah, mantan Gubernur Bank Indonesia periode 2003-2008, Adhitya Wardhono, Ph.D dari Universitas Jember, dan Prof. Dr. Pierre van der Eng dari Australia National University.

Diharapkan dengan seminar ini, upaya untuk melestarikan sejarah BI dapat semakin diperkuat dengan kolaborasi lintas disiplin ilmu dan sinergi dari para ahli sejarah dan akademisi. Bank Indonesia sebagai bank sentral tertua di Asia telah mengambil peran penting dalam sejarah Indonesia, dan kerja sama dalam mengkaji dan menjaga heritage dari BI akan menjadi langkah berarti dalam menjaga jati diri bangsa.

Kontributor: Meli Yana Marlina
Editor: Faizal Arifin