Menuju Kolaborasi dan Greatness dalam Ilmu Perpustakaan

Berbagi saling mengenal keunggulan dan sekaligus kekurangan untuk memajukan program studi ilmu perpustakaan adalah tujuan dari undangan silaturahim Program Studi (Prodi) Ilmu Perpustakaan (IP) Universitas Indonesia pada tanggal 29 Nopember 2022 di lantai 2 gedung Prodi IP UI di Depok.

Untuk tujuan tersebut, IP UI mengundang para alumninya, yang sudah berkiprah di Prodi IP di 4 lembaga: IP Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, IP Yayasan Rumah Sakit Islam (YARSI), IP Universitas Terbuka (UT), dan Vokasi IP UI.

Ada 12 orang dari FAH UIN Jakarta yang datang ke undangan tersebut, termasuk Ibu Ida Farida, yang memang pernah menjadi staf pengajar pada tahun 1997 sampai 2000an awal di IP UI sebelum menjadi dosen tetap PNS dan kini Wakil Dekan 1 FAH UIN Jakarta. 8 dari 12 itu adalah alumni IP UI. Yaitu, Ibu Siti Maryam, Ibu Alfida, Ibu Fahma Riyanti, Ibu Hikmah Irfaniah, Ibu Prisinta Wanastri, Ibu Lili Sudria Wenny, Bapak Nuryudi, dan Bapak Riyan Adi Putra. Dosen IP FAH lainnya yang hadir adalah Bapak Pungki Purnomo. Demikian pula, Bapak Muhammad Syukur dari Tata Usaha dan Wakil Dekan 3 Usep Abdul Matin. Lebih dari itu, 80 dari Himpunan Mahasiswa Program Studi IP FAH UIN Jakarta ikut menghadiri seminar di IP UI, yang terpisah dari acara pertemuan tersebut. Seminar tersebut berjudul “Systematic Literature Review in Knowledge Preservation and Bibliomatric Research on knowledge.”

Para tamu undangan disambut dengan hangat dan sangat baik oleh para dosen dari IP UI. Mereka adalah Ibu Luki Wijayanti, Ibu Nina Mayesti, Ibu Ike Iswary Lawanda, Ibu Laksmi, Ibu Margareta Aulia Rachman, dan Fuad Gani. Lebih dari itu, hadir pula pada acara silaturahim itu Bapak Taufik Asmiyanto, Wakil Dekan Bidang Sumber Daya, Ventura dan Administrasi Umum Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI.

Bapak Taufik setuju untuk melanjutkan pertemuan silaturahim ini dengan kerjasama dekan ke dekan. Beliau juga menyarankan untuk mengarahkan pertemuan silaturahim ini untuk membangun kebesaran (greatness). Yaitu, fokus pada life cycle (siklus kehidupan) untuk membangun IP ini yang berdampak pada kehidupan bagi semua anak bangsa, bukan hanya lulusan UI saja. Kerjasama akan diarahkan bukan hanya untuk melahirkan alumni, misalnya untuk bekerja di Arsip Nasional dan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia saja.

Pihak dari IP UI meyakini bahwa sekecil apapun lembaga itu, pasti punya kehebatannya. Ibu Luki dari IP UI, misalnya, meyakini bahwa dengan kolaborasi, masing-masing dosen dari 4 lembaga tadi bisa berbagi kehebatannya. Selanjutnya, Ibu Luki dari Prodi IP UI menyebutkan ciri khas keunggulan IP UI ada dalam katalogisasi, organisasi, kompeten tekhnis, dan kompetensi individual yang solid dan adaptif, serta menyusun thesaurus mini. Ciri khas ini telah membangun kemampuan di kalangan mahasiswa untuk menyusun meta data, memahami framework, dan data yang terpaut satu sama lain.

Ibu Minuk dari Prodi IP UT menyambut saran dari Bapak Ibu Luki ini dengan menjelaskan bahwa ciri khas IP UT itu ada dalam pembelajaran jarak jauh. UT itu sendiri juga unggul dari segi jumlah mahasiswa IP-nya sebanyak 11.000, yang terdiri dari 7000 ribu mahasiswa aktif, dan 4.000 ribu tidak aktif. Secara keseluruhan, UT memiliki 500.000an mahasiswa, dan UT mengadopsi kurikulum Prodi IP-nya sepenuhnya dari UI. Meskipun demikian UT belum percaya diri dalam memediakan Prodi IPnya.

Cerita tentang kehebatan dari masing-masing lembaga ini akan menjadi dasar, di antaranya untuk menjalin program Merdeka Belajar Kurikulum Merdeka dalam keunggulan kurikulum masing-masing dari Prodi IP dari 4 lembaga: UI, termasuk Vokasi IPnya, IP FAH UIN Jakarta, dan Universitas YARSI (Yayasan Rumah Sakit Islam). Kerjasama juga akan dikembangkan dalam bidang keilmuan humaniora lainnya, seperti sejarah dan peradaban Islam, bahasa dan sastra Arab, tarjamah, dan sastra Inggeris,

 

Usep Abdul Matin

 

About this author

Prayogo Pangestu