4 Pembesar Tarjamah Akhmad Saehudin(pojok kiri), Ahmad Anis(pojok kanan), Abdul Rosyid(kiri), Tatam Wijaya(kanan) sedang mengisi kuliah umum dalam acara Tarjamah Camp 2014.
Suasana sunyi tersaji saat mahasiswa Tarjamah Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta menyimak materi dari salah satu dosen Tarjamah, Abdul Rosyid. Penyampaian telaten dari dosen alumni Tarjamah ini, membuat penyimak fokus pada satu pembicaraan. “Menerbitkan Itu Mudah” menjadi tema fleksibel bagi mahasiswa Tarjamah.
Sesekali dosen yang biasa disapa Pak Rosyid ini mengeluarkan gunyolan-gunyolan yang membuat penyimak tertawa. Di antaranya ketika dia mengatakan, bahwa moderator acara ini, Tatam wijaya merupakan teman seperjuangannya. Mulai dari tinggal satu kos sampai ngutang bareng saat jajan di warteg. Sontak, gunyolan ini membuat penyimak tertawa.
Di sela-sela acara Stadium General, dia mengatakan, buku yang diterbitkan mahasiswa Tarjamah tidak ada bedanya dengan terbitan Gramedia. “Terbitan mahasiswa Tarjamah berhak disandingkan dengan penerbitan besar, seperti Mizan bahkan Gramedia,” ujarnya, Sabtu (11/10).
Dia pun memuji Saehudin, eks ketua jurusan (Kajur) Tarjamah karena telah menyelaraskan antara profil lulusan dengan rencana masa depan. “Pak Saehudin itu cerdas, beliau berhasil memadukan profil lulusan dengan sesuatu yang harus dilakukan untuk Tarjamah,” kata pria yang merupakan Ketua Pusat Penerjemahan dan Penerbitan (Pusmabit).
Optimisme memunculkan, lanjutnya, penerbit-penerbit dari jurusan Tarjamah akan terus dilakukan. “Target saya, minimal setiap satu semester harus ada yang menjadi penerbit professional, ini minimalloh,” ucap direktur penerbit Transpustaka ini. Sepuluh tahun kemudian saya yakin, sebagian besar penerbitan di Jakarta akan dikuasai oleh alumni Tarjamah.
Acara Stadium General ini tidak hanya diisi oleh satu pemateri, melainkan beberapa materi. Mulai dari sambutan eks kajur Tarjamah dan alumni Tarjamah yang sudah sukses di bidangnya.
Kali ini pembicara dari alumni yang telah sukses disampaikan oleh Ahmad Annis. “Saya mulai bergelut dengan dunia perbukuan ketika semester 4. Awal cerita, sebuah perusahaan penerbit buku Islam sedang membutuhkan lowongan sebagai penerjemah lepas, saya melamar dan diterima” imbuhnya kepada mahasiswa Tarjamah, Sabtu (11/10).
Dia menambahkan, mata kuliah Tarjamah yang dulu jauh tertinggal dengan sekarang. “Untuk membangun sebuah penerbitan harus memilki banyak ilmu, seperti design, layout. Sedangkan pelajaran ini dulu tidak ada di Tarjamah, dulu tok soal terjemahan,” kataya. Pak Saehuddin dan timnya berinovasi sehingga Tarjamah menjadi luar biasa saat ini.
Dia pun menutup pembicaraannya. “Membangun perusahan penerbitan itu tidak lama, hanya keinginan kalian (mahasiswa Tarjamah) yang kuat untuk berusaha. Karena saat ini Tarjamah sudah memberikan semua kepada kalian,” ucapnya.
sumber: http://hmj.tarjamah.info/tarjamah-gerbong-pengusaha-penerbitan/