SEMINAR SEJARAH: MEMAHAMI SEJARAH MELALUI CAGAR BUDAYA DAN KESENIAN
Theater FAH. Pengurus Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Sejarah dan Peradaban Islam Periode 2024-2025 menyelenggarakan Seminar Sejarah dengan mengangkat tema "Memahami Sejarah Melalui Cagar Budaya dan Kesenian". Kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari Rabu, 2 Oktober 2024 di ruang theater Abdul Ghani Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Acara tersebut diawali dengan penampilan tari "ya saman" diwakili oleh mahasiswi SPI semester 3 Huriyyah Nabilla, Mandharisty Zachra, dan Siti Rahmatul Ainiyah. Selanjutnya MC yakni: Nur Azizah dan Satria Adiguna membuka acara, disusul dengan Tilawatil Qur'an yang dibacakan oleh Muhammad Farhan Maizar. Selanjutnya para peserta diminta menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hymne UIN, dibimbing oleh Fazkia Cahya Azzahra sebagai dirigen. Siti Novaliani selaku ketua pelaksana memberikan sambutan: bahwasanya tema ini diangkat untuk melestarikan budaya Indonesia dan mengajak para mahasiswa memahami sejarah melalui cagar budaya dan kesenian. Ketua prodi Sejarah dan Peradaban Islam Dr. Zakiya Darojat, M.A, dalam sambutannya mengatakan: Penyelenggaraan seminar ini merupakan salah satu bentuk usaha kita sebagai sejarawan untuk merawat cagar budaya, karena cagar budaya merupakan salah satu bukti sejarah.
Dekan Fakultas Adab dan Humaniora Dr. Ade Abdul Hak, S. Ag., S.S., M.Hum., CIQnR dalam sambutannya menyampaikan bahwa seminar ini merupakan salah satu topik relevan untuk menggali peran cagar budaya dan seni, ketika melihat bukti sejarah yang ada kita bisa mengambil makna yang tersimpan, sebagaimana peninggalan budaya dan seni yang ada, sebagai contoh: kita bisa mengambil pelajaran bagaimana seni batik menggambarkan maknanya, bagaimana candi Borobudur mengambil peran untuk masyarakat Indonesia dll. Terakhir Ketua Dekan berharap acara ini membawa keberkahan untuk kita semua.
Pada sesi pertama dengan narasumber oleh Mu'tashimbillah S.S dipandu oleh Yola Dewi Saputri selaku moderator. Mu'tashimbillah yang merupakan bagian tim ahli cagar budaya menyampaikan materi dengan tema Cagar Budaya Untuk memahami Pintu Sejarah mengatakan: cagar budaya merupakan peninggalan yang bersifat kebendaan. Komisi pengumpulan benda-benda peninggalan sudah ada sejak zaman kolonial tepatnya di tahun 1901 dalam bentuk monumen-monumen, akan tetapi tidak ada undang-undang yang mengatur bagaimana cagar budaya itu dirawat. Setelah melewati proses panjang tepatnya pada tahun 2010 barulah muncul pemikiran bahwa cagar budaya harus diperjelas, didukung dengan keluarnya pasal 1 UU No. 11 karena cagar budaya merupakan benda peninggalan yang bernilai penting. Benda cagar budaya pun dapat bermacam-macam seperti artefak, logam, besi kapak, keramik, gerabah dll.
Kawasan cagar budaya pun terbentang luas di beberapa wilayah, seperti kota tua Jakarta, Malioboro Yogyakarta, kota tua Semarang dll.
Cagar Budaya memiliki penetapan yang berupa pemberian status cagar budaya terhadap, benda, bangunan, struktur lokasi, atau satuan ruang geografis yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota berdasarkan rekomendasi Tim Ahli Cagar Budaya (TACB)
Sesi Upgrading berlanjut dengan pemateri kedua yakni Dr. Awalia Rahma MA. beliau memberikan penyampaian yang lebih luas dengan memasukkan konteks kesenian dalam pembahasannya yang memiliki tema History and Cultural Heritage: Heritage Studies atau kajian tentang warisan budaya, merupakan kajian interdisipliner yang memiliki hubungan dengan antropologi, arkeologi, psikologi, sosiologi, kesenian, arsitektur, dan pariwisata. Heritage Studies melibatkan 3 metode kajian berupa analis teks, interview atau wawancara dengan narasumber, dan observasi langsung dalam kegiatan atau praktik budaya dengan warisan tersebut. Kegiatan berikutnya dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dari peserta kegiatan seminar. Sebagai penutup kegiatan seminar dilanjutkan dengan pembagian hadiah untuk peserta lomba esai; juara 1 diraih oleh Farhah Kamilatun Nuha (mahasiswi prodi ilmu perpustakaan semester 3), juara 2 diraih oleh Adi Kusuma Pramesta (mahasiswi prodi Sejarah dan Peradaban Islam semester 1), juara 3 diraih oleh Aditha Sausan (mahasiswi prodi Sejarah dan Peradaban Islam semester 5) Dilanjutkan dengan sesi berdoa yang dipimpin oleh Muhammad Fadhil Burhani. Kemudian menurut pantauan liputan acara tersebut ditutup dengan foto bersama.