SEMINAR NASIONAL REFLEKSI 26 TAHUN REFORMASI INDONESIA
Tangerang Selatan, 21 Mei 2024 - Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar Seminar Nasional Refleksi Reformasi 26 Tahun Indonesia pada hari Selasa, 21 Mei 2024. Acara ini berlangsung di Teater Abdul Ghani Fakultas Adab dan Humaniora, menampilkan Kolonel Cajian Dr. Kusuma, M.Si dari Universitas Pertahanan Republik Indonesia (UNHAN) sebagai narasumber, dengan Nurul Azizah, M.Hum., bertindak sebagai moderator.
Seminar ini dibuka dengan sambutan dari Dekan Fakultas Adab dan Humaniora, Dr. Ade Abdul Hak, M.Hum., yang memberikan gambaran refleksi tentang gerakan mahasiswa. Selanjutnya, Ketua Prodi Sejarah dan Peradaban Islam, Dr. Zakiya Darojat, M.A., menjelaskan beberapa peristiwa penting dalam gerakan mahasiswa.
Dr. Kusuma memulai sesi dengan berbagi pengalaman pribadinya dalam gerakan mahasiswa pada tahun 1990-an dan pengalaman konflik di Lebanon. Ia mengutip pandangan Lewis A. Coser yang menggambarkan mahasiswa sebagai individu yang tidak pernah puas dengan status quo, selalu meragukan kebenaran yang ada serta terus mencari pemahaman yang lebih mendalam dan luas. Ia juga menekankan bahwa mahasiswa cenderung mengekspresikan diri dengan menentang ketidakadilan dan penyalahgunaan kekuasaan.
Beliau juga menyoroti sejarah panjang gerakan mahasiswa di Indonesia, dari masa sebelum kemerdekaan dengan organisasi seperti Budi Utomo, Perhimpunan Indonesia, hingga era pasca-kemerdekaan dengan pembentukan Perserikatan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia (PPMI) pada tahun 1947. Peristiwa penting seperti demonstrasi mahasiswa tahun 1970 di Jakarta atas kenaikan harga BBM dan aksi mahasiswa tahun 1997-1998 yang menuntut pengunduran diri Soeharto juga turut diperhatikan.
Dr. Kusuma menjelaskan relevansi aksi demonstrasi mahasiswa di era modern dan mengidentifikasi beberapa tantangan yang dihadapi, seperti kurangnya fokus dalam menangani akar permasalahan, upaya mencari pengakuan dan popularitas, serta pecahnya solidaritas dalam gerakan mahasiswa.
Beliau menawarkan solusi untuk mengatasi tantangan tersebut dengan mendorong peran aktif mahasiswa dalam reformasi. Dr. Kusuma menekankan pentingnya kesadaran dan pendidikan bagi mahasiswa untuk menjadi agen perubahan dan pendidik di masyarakat. Mahasiswa juga didorong untuk terlibat dalam advokasi dan pengaruh politik sebagai pembela perubahan positif di tingkat politik.
Pada sesi tanya jawab, Dr. Kusuma menjawab pertanyaan dari Tati Hartimah, Dosen Fakultas Adab dan Humaniora, mengenai pencabutan program Abri Masuk Desa dan dampaknya terhadap pengetahuan mahasiswa tentang gerakan sejarah. Dr. Kusuma menjelaskan bahwa meskipun program tersebut dicabut, program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) masih aktif, melibatkan TNI dalam pembangunan desa-desa. Beliau juga menyayangkan kurangnya kemajuan mahasiswa dalam menerapkan reformasi setelah era 1998.
Seminar Nasional Refleksi Reformasi 26 Tahun Indonesia ini menjadi platform penting untuk merefleksikan peran dan kontribusi mahasiswa dalam sejarah bangsa. Dr. Kusuma mengingatkan mahasiswa akan pentingnya kesadaran, pendidikan, dan tindakan nyata dalam memperjuangkan reformasi dan perubahan positif bagi Indonesia.
Penulis : Dhimas
Editor : Rifda/Okta