Prodi Magister Sejarah dan Kebudayaan Islam (MSKI) dan Doktor Sejarah dan Peradaban Islam (DSPI) Gelar Workshop Penulisan Tesis dan Disertasi Sejarah
Prodi Magister Sejarah dan Kebudayaan Islam (MSKI) dan Doktor Sejarah dan Peradaban Islam (DSPI) Gelar Workshop Penulisan Tesis dan Disertasi Sejarah

Berita FAH Online, Program Studi MSKI dan DSPI FAH UIN Jakarta menggelar Workshop Penulisan Thesis dan Disertasi pada tanggal 14 November 2025 di Ruang Meeting Utama Lt. 2, FAH dengan menghadirkan Dr. Didik Pradjoko, M.Hum., Ketua Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, sebagai narasumber utama. Kegiatan ini juga langsung disambut oleh Dekan FAH UIN Jakarta, Dr. Ade Abdul Hak, M.Hum., Kaprodi MSKI dan DSPI., Prof. Dr. Jajat Burhanudin, MA., serta langsung dimoderatori oleh Dr. Mauidlotun Nisa’, M.Hum. selaku Sekprodi MSKI dan DSPI.

Dalam pemaparannya, Didik menegaskan bahwa sejarah tidak dapat dipisahkan dari ruang, waktu, dan pelaku. Ia menjelaskan bahwa rekonstruksi sejarah dilakukan dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber, mulai dari arsip, dokumen, foto, hingga film dokumenter. Menurut Didik, rekonstruksi sejarah menjadi penting karena memungkinkan setiap generasi memberikan sumbangan pengetahuan bagi generasi berikutnya. Ia menuturkan bahwa buku sejarah merupakan tulisan terstruktur yang lahir melalui proses pencarian sumber hingga penulisan historiografi. Sejarawan juga tidak dituntut hanya berfokus pada satu tema; penelitian tentang kerajaan, misalnya, dapat meliputi aspek politik, maritim, sosial, budaya, dan sebagainya, dengan pendekatan yang disesuaikan dengan tema penelitian.

Dalam sesi tersebut, ia turut menjelaskan ciri-ciri sejarah sebagai ilmu, antara lain bersifat empirik, berobjek manusia, terikat ruang dan waktu, menghasilkan generalisasi, serta menggunakan metode ilmiah seperti heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Ia juga mengenalkan empat jenis historiografi: tradisional, kolonial, nasional, dan akademik. Didik menegaskan bahwa sejarah tidak pernah 100 persen benar maupun salah, tetapi penulisan sejarah harus tetap objektif—faktual, jujur, adil, tidak memihak, dan tidak bias. Ia juga menyoroti pentingnya periodisasi dalam memudahkan pemahaman terhadap perubahan dari masa ke masa, sebagai inti kajian sejarah. Terkait penulisan tesis dan disertasi, Didik menekankan bahwa metodologi harus dipaparkan secara deskriptif dan konkret—mulai dari proses heuristik, pencarian sumber, kritik sumber, interpretasi, hingga penulisan historiografi. Bagian metodologi, ujarnya, idealnya ditulis sepanjang dua hingga tiga halaman.

Pada bagian akhir workshop, Didik menekankan pentingnya anotasi atau literature review sebagai langkah awal dalam menentukan topik dan judul penelitian sejarah. Catatan terhadap isi buku, pendekatan atau teori yang digunakan, temuan, hingga sumber rujukan menjadi elemen penting dalam penyusunan karya ilmiah sejarah. Dengan pemahaman metodologis yang kuat, ia berharap peserta workshop mampu menghasilkan penelitian berkualitas yang berkontribusi pada pengembangan ilmu sejarah di Indonesia.

Penulis : Yoga Difa Perdana

Dokumentasi:

Workshop MSKI n DSPI 3

Workshop MSKI n DSPI 1

Workshop MSKI n DSPI 2

Tag :