PBAK Program Magister MSKI dan MBSA FAH UIN Jakarta: Mencetak Cendekiawan Masa Depan dengan Spirit Keilmuan Islam
Tangerang Selatan, FAH UIN Jakarta | PBAK Program Magister Sejarah Kebudayaan Islam (MSKI) dan Magister Bahasa dan Sastra Arab (MBSA) FAH UIN Jakarta 2024 sukses membangun fondasi yang kuat bagi para mahasiswa baru. PBAK diadakan selama dua hari, yaitu pada hari Kamis dan Jumat tanggal 5-6 September 2024 bertempat di lantai 2 Gedung FAH. PBAK ini tidak hanya bertujuan untuk mengenalkan kampus dan program studi, tetapi juga menyiapkan mahasiswa baru untuk menjadi cendekiawan yang siap bersaing di era globalisasi.
Tidak hanya berfokus pada pengenalan akademik dan kehidupan kampus, PBAK kali ini dipadukan dengan sebuah seminar nasional yang menghadirkan tokoh-tokoh akademisi ahli dari berbagai bidang terkait. Dengan pendekatan yang interaktif dan kekinian, PBAK MSKI dan MBSA menggelar seminar bertajuk manuskrip dan studi sejarah Islam Nusantara serta perkenalan terkait academic culture, research and writing on Islamic history, dan lain sebagainya. Rangkaian agenda ini diharapkan mampu memberikan kognisi dan inspirasi bagi calon mahasiswa untuk mengarungi dunia akademis dan profesional dengan bekal keilmuan dan nilai-nilai Islam yang kokoh.
Pada hari pertama, di lantai 2 Fakultas Adab dan Humaniora tampak semarak dengan kehadiran para mahasiswa baru program MBSA dan MSKI yang antusias. Di program Magister Sejarah Kebudayaan Islam, mahasiswa diperkenalkan pada berbagai mata kuliah seperti historiografi islam, pemikiran islam klasik dan modern, hingga kajian manuskrip. Sementara itu, di Magister Bahasa dan Sastra Arab, mahasiswa akan mendalami linguistik Arab, kritik sastra, hingga penerjemahan teks-teks Arab klasik dan modern.
Dalam seminar “Manuskrip dan Studi Sejarah Islam Nusantara” yang disampaikan oleh Prof. Oman Fathurrahman, beliau menyampaikan tiga periode dalam dunia manuskrip. Pertama, masa sebelum 15 Masehi. Pada masa itu terdapat sistem bahasa India, Kawi/Brahmi, Pallava, Jawa Kuno, Sunda Kuno, Sansakerta. Bahan naskah yang biasa digunakan yaitu daun lontar dan daluang. Kedua, antara abad 15-19 Masehi, aksara bahasa yang ada antara lain Arab, Jawi, Pegon, Serang, Melayu, Jawa, Sunda, dll. Sedangkan bahan naskah yang digunakan seperti palm leaf/lontar, daluang, european paper. Ketiga, setelah abad ke-19 Masehi dengan aksara bahasa latin, roman, dan litogras. Naskah yang digunakan berbahan kertas bergaris, letjes, dan lain sebagainya. Di samping itu, beliau menyampaikan, “Ada tiga sumber sejarah kebudayaan Islam: 1) Inskripsi/prasasti; 2) Manuskrip seperti lontsr, gebang, daluang, kertas; dan 3) Folklor atau tradisi lisan seperti dongeng, pantun, tembang” tuturnya. Di akhir sesi, Prof. Oman menambahkan, bahwa “Untuk meneliti manuskrip kita harus melakukan gap analisis untuk melihat keunikan yang terdapat dalam manuskrip. Penelitian filologi akan lebih menarik dengan penelitian empiris”.
Di sisi lain, PBAK MSKI dan MBSA hari pertama turut diisi dengan seminar seputar tips dan trik menyeimbangkan antara studi, penelitian, publikasi, dan kegiatan nonakademis serta prosedur mencari sumber akademik online agar terhindar dari plagiarisme. Seminar-seminar tersebut diharapkan mampu memberikan bekal ilmu dan wawasan kepada mahasiswa baru dalam mengarungi atmosfer akademik di FAH UIN Jakarta.
PBAK MSKI dan MBSA FAH UIN Jakarta tidak hanya ditujukan sebagai ajang perkenalan, tetapi juga menjadi momen penting untuk menanamkan nilai-nilai akademik, budaya, dan kemanusiaan yang akan mereka bawa selama menempuh studi di kampus ini. Dengan persiapan yang matang, baik dari segi akademis maupun soft skill, mahasiswa baru diharapkan tidak hanya menjadi magister yang menguasai disiplin ilmu mereka, tetapi juga menjadi agen perubahan yang membawa kebaikan bagi masyarakat luas.
Penulis: Hilya Maylaffayza