Menyelami Jejak dan Prospek Penerjemah Teks Sastra
Teks sastra tidak hanya memikat dengan keindahannya, tetapi juga menghadirkan tantangan unik bagi para penerjemah. Dalam upaya memperluas cakrawala profesi ini, mahasiswa semester 6 prodi Tarjamah menggelar seminar yang mengupas prospek terbaru dalam dunia penerjemahan sastra, dengan mengangkat tema “Penerjemahan Teks Sastra di Era Digitalisasi: Peluang dan Tantangan”. Seminar yang diadakan secara offline di ruang teater Prof. Dr. Roelan Abdul Ghani Lt.5 Gedung FAH dan terbuka untuk umum ini, turut mengundang Dekan Fakultas Adab dan Humaniora, Dr. Ade Abdul Hak, S.Ag., S.s., M.Hum., CIQnR, Wakil Dekan II Bidang Kemahasiswaan, Alumni Dan Kerjasama Fakultas Adab Dan Humaniora (FAH), Prof. Usep Abdul Matin, Ph.D., Ketua Prodi Tarjamah, Prof. Dr. Darsita S, M.Hum, serta seluruh civitas akademik Fakultas Adab Dan Humaniora. Tak kalah penting, acara seminar ini dinarasumberi oleh ahli penerjemahan di bidang sastra sekaligus dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu Prof. Sukron Kamil, M. Ag dan Dr. Karlina Helmanita, M. Ag.
Acara seminar diawali dengan pembukaan oleh Master of Ceremony (MC), Pembacaan ayat Suci Al-Qur’an, Menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan Hymne UIN, kemudian dilanjutkan dengan sambutan-sambutan.
Prof. Dr. Darsita S, M.Hum, Selaku Ketua Prodi Tarjamah, menyampaikan urgensi peran penerjemah bahasa Arab, “Bahasa Arab menjadi bahasa resmi dalam PBB dan OKI, setelah bahasa Inggris. Sehingga bahasa Arab ini, Juga sangat penting untuk dipelajari oleh karena itu, Prodi Tarjamah hadir untuk mendukung perkembangan bahasa arab dalam berbagai bidang”.
Setelah sambutan, acara seminar dilanjutkan dengan pembacaan puisi yang dibawakan oleh salah satu mahasiswi Prodi Tarjamah yaitu Siti Zainab, dengan judul “Al-’Aduwwu” karya Mahmud Darwish. Puisi ini menceritakan tentang nasib para pengungsi Palestina, lalu penampilan hasil-hasil karya penerjemahan teks sastra mahasiswa semester 6 Prodi Tarjamah.
Materi pertama disampaikan oleh Prof. Sukron Kamil, M. Ag. Beliau menjelaskan mengenai pengertian dari karya sastra, menceritakan karya-karya satra dan hasil terjemahan yang terkenal beserta para tokohnya. Salah satunya yaitu beliau menceritakan tentang asal muasal nama petruk dan dunia perwayangan yang masuk ke dalam karya sastra, Selain itu, juga dijelaskan mengenai perbedaan saduran dengan karya sastra. Prof. Sukron menegaskan bahwa, “Karya sastra lebih menitikberatkan pada Naqlul Afkar (Pemindahan Pemikiran) dibandingkan sekadar Naqlul Lughah (Pemindahan Bahasa), karena sastra adalah seni yang menggunakan bahasa sebagai alat ekspresi. Dan untuk menciptakan sastra yang berkualitas, penting untuk mengikuti tren pasar, menerapkan teori ekstensitas sastra, memahami dengan mendalam teks dan menguasai novel-novel terjemahan yang populer untuk mengejar kesuksesan”. Lebih lanjut, Prof. Sukron berpendapat bahwa penelitian dalam sastra terjemahan dapat menjadi salah satu jalan untuk menjelajahi dunia tanpa harus mengeluarkan biaya besar.
Dilanjutkan dengan materi kedua yang dinarasusmberi oleh Dr. Karlina Helmanita, M. Ag. Beliau menyampaikan perjalanan dari mata kuliah penerjemahan teks sastra, memperkenalkan tokoh-tokoh cerita anak dan sastra Arab, dan tantangan dalam menerjemahkan karya satra. Beliau menekankan bahwa, “penerjemahan teks sastra mampu menciptakan peluang baru untuk bidang penerjemahan, seperti jasa penerjemah, interpreneur, penerbit, dll. Sehingga Seminar ini dapat dijadikan sebagai ajang untuk mengekspresikan dan mendalami serta meluaskan mengenai masa depan dari mahasiswa tarjamah”.
Dalam wawancara singkat dengan Muhammad Sarbini, selaku ketua pelaksana seminar, mengatakan “Saya berharap semoga melalui seminar ini dapat membuat prodi Tarjamah menjadi dikenal oleh seluruh Indonesia, bahkan hingga seluruh dunia”.
Penulis: Alfina Ika Arianti/6/Tarjamah
Editor : Okta Reni Azrina RA