FAH UIN Jakarta Selenggarakan Yudisium dan Pelepasan Wisuda ke-133 dengan Tema "Memperkuat Generasi Tangguh untuk Masa Depan Indonesia"
Jakarta, 22 Agustus 2024 - Acara diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an oleh Muhammad Hilal Al Falah, dilanjutkan dengan doa yang dipimpin oleh Hafidz Ilman. Pembacaan surat keputusan tentang penetapan yudisium untuk para lulusan S1 dan S2 tahun akademik 2023/2024 dilakukan oleh Wakil Dekan III, Prof. Usep Abdul Matin, Ph.D dan Wakil Dekan II, Dr. Siti Amsariah, M.Ag.
Dalam yudisium kali ini, Prodi Bahasa dan Sastra Arab (BSA) meluluskan 49 mahasiswa, Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI) 26 mahasiswa, Tarjamah 25 mahasiswa, Ilmu Perpustakaan 44 mahasiswa, dan Sastra Inggris 14 mahasiswa. Pembacaan yudisium sarjana dilakukan oleh Dekan FAH, Dr. Ade Abdul Hak, M.Hum., CIQnR dan puncaknya dengan pengumuman wisudawan terbaik.
Maulida Pitriyah dari Prodi BSA berhasil meraih predikat wisudawan terbaik dengan IPK 3,97, disusul oleh Wafik Azizah dari Prodi SPI dengan IPK 3,92, Putri Ayu Inayanti Apriliya dari Prodi Tarjamah dengan IPK 3,93, Fathurrahman Saleh dari Prodi Ilmu Perpustakaan dengan IPK 3,94, dan Raissa Putri Azzahra dari Prodi Sastra Inggris dengan IPK 3,81.
Sambutan Dekan FAH diakhiri dengan pesan akan pentingnya tanggung jawab sebagai lulusan UIN Jakarta. Sebagai lulusan untuk selalu membawa visi dan misi UIN dalam kehidupan sehari-hari dan untuk siap menghadapi tantangan di dunia kerja, tandasnya.
Sebagai apresiasi fakultas pada lulusannya menghadirkan alumni FAH UIN Jakarta yang telah sukses dalam karirnya untuk memberikan pengetahuan dan pengalamannya. Ia adalah Ibu Ida Nurjannah, S.Hum., M.Ed., Al Hafidz. Beliau merupakan seorang interpreter dan translator lulusan S2 Sudan. Didampingi oleh Bapak Ahmad Hifni, MA sebagai moderator, Bu Ida menekankan pentingnya personal branding yang kuat, mencakup kemampuan untuk menciptakan koneksi, mengendalikan narasi, menunjukkan kemampuan, dan memperluas jangkauan. Untuk bersaing, generasi muda harus tangguh dengan kemampuan adaptasi, keterampilan komunikasi, berpikir kritis, dan etos kerja tinggi. Dalam membangun branding, konsistensi dan frekuensi adalah kunci, serta jangan terbatas pada satu platform. Ibu Ida juga mengingatkan untuk tidak takut bermimpi besar, terus belajar, dan memanfaatkan peluang yang ada. Kesulitan adalah peluang untuk berkembang, sementara ketekunan dan kreativitas adalah aset berharga. Sebagai Ketua MES di Sudan dan Direktur PT. Sunthree Tour Indonesia, ia juga mendorong perubahan pola pikir untuk mengatasi rasa tidak percaya diri dan menguatkan tekad.
Yudisium ini menjadi momen bersejarah bagi para lulusan yang siap membawa ilmu dan pengalaman mereka untuk berkontribusi dalam membangun masa depan Indonesia yang lebih baik.
Penulis : Okta Reni Azrina RA/ Putri Yasmin Azzahra