Baju Putih dan Kain Batik: Upaya FAH Melestarikan Budaya dan Tradisi Indonesia
Baju Putih dan Kain Batik: Upaya FAH Melestarikan Budaya dan Tradisi Indonesia

Tangerang Selatan, Berita FAH Online - Selasa pagi di lingkungan Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kini tampak berbeda. Sejak terbitnya surat edaran bertanggal 14 April 2025, segenap civitas akademika FAH diimbau untuk mengenakan pakaian atas berwarna putih dan bawahan batik setiap hari Selasa. Kebijakan ini bertujuan menumbuhkan kembali semangat menjaga nilai-nilai budaya dalam bingkai etika akademik yang anggun.

Dari hasil observasi langsung di hari pelaksanaan edaran, terlihat sebagian dosen dan mahasiswa telah menerapkan aturan ini. Corak batik yang beraneka dan nuansa putih yang seragam menciptakan pemandangan yang menyatu antara kearifan lokal dan semangat ilmiah. Beberapa mahasiswa tampak percaya diri melangkah ke ruang kelas, menjadikan batik bukan sekadar busana, tetapi pernyataan identitas budaya.

Namun demikian kebijakan ini belum masif dikalangan mahasiswa. Dalam wawancara dengan salah satu mahasiswa Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam semester 6, mengungkapkan bahwa gagasan berpakaian batik ini sangat baik untuk pelestarian budaya, tetapi masih perlu informasi lebih masif ke mahasiswa agar bisa terlaksana dengan baik. ujarnya

Beberapa pengamatan menunjukkan partisipasi aktif para pengajar dalam mendukung edaran tersebut. Keikutsertaan mereka memberi sinyal kuat bahwa semangat menjaga budaya tidak hanya ditanamkan lewat mengajar di kelas, tetapi juga lewat teladan nyata.

Kebijakan ini bukan semata perihal busana, melainkan refleksi komitmen sebuah institusi akademik dalam menanamkan rasa bangga akan warisan budaya. Namun seperti benih yang ditanam, ia perlu disiram dengan komunikasi yang bijak dan partisipasi kolektif agar tumbuh subur di hati seluruh warganya.

Dengan penataan komunikasi yang lebih matang serta penguatan nilai budaya melalui ruang akademik, harapan untuk menjadikan Selasa sebagai hari berbatik yang bermakna bukanlah hal yang utopis.

Penulis: Rahmat Mubaroq & Fadhilah Ayu

Tag :