Tangerang Selatan, Berita FAH Online – Program Studi Ilmu Perpustakaan UIN Jakarta menggelar Konsorsium Program Studi Ilmu Perpustakaan, sebuah seminar ilmiah bertema “Pemberdayaan Masyarakat Terintegrasi dengan Layanan Perpustakaan, Museum, dan Pelestarian Cagar Budaya”. Kegiatan ini berlangsung pada Jumat pagi, pukul 08.00–11.00 WIB, bertempat di Ruang Sidang Utama Lantai 2 Fakultas Adab dan Humaniora (FAH). Acara dihadiri oleh mahasiswa dari berbagai program studi serta para dosen di lingkungan FAH.

Acara dibuka oleh moderator Lili Sudria Wenny, M.Hum, dosen Ilmu Perpustakaan UIN Jakarta. Selanjutnya, sambutan disampaikan oleh Dr. Ade Abdul Hak, S.Ag., SS, M.Hum., CIQnR., selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora.

Dalam sambutannya, Dr. Ade menyoroti masih adanya pekerjaan rumah FAH dalam memperkuat pengabdian kepada masyarakat. Ia menjelaskan bahwa Program Studi Ilmu Perpustakaan berupaya menginisiasi kolaborasi dengan berbagai lembaga eksternal, salah satunya Museum Bahari, melalui program-program unggulan yang dapat memberikan manfaat nyata.

“Fakultas Adab dan Humaniora masih memiliki pekerjaan rumah dalam memperkuat pengabdian kepada masyarakat. Karena itu, Program Studi Ilmu Perpustakaan kami dorong untuk menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, salah satunya Museum Bahari, melalui program-program unggulan yang bermanfaat,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia memaparkan bahwa FAH tengah menyempurnakan peta pengabdian masyarakat agar lebih terarah dan berdampak langsung. Kolaborasi antara Ilmu Perpustakaan dengan museum dan lembaga kearsipan melalui kegiatan penelitian diharapkan dapat memperkuat kontribusi akademik fakultas.

Dr. Ade juga berpesan agar para dosen memahami peta penelitian yang telah disusun fakultas, sehingga penelitian mahasiswa dapat berjalan lebih terarah. Ia menyampaikan harapan bahwa kerja sama dengan Museum Bahari dapat terjalin dan membuahkan manfaat yang luas. Sambutannya ditutup dengan ucapan terima kasih kepada seluruh hadirin, baik mahasiswa maupun dosen.

Materi pertama disampaikan oleh Firman Faturahman, M.Hum, Pengurus sekaligus Kurator Museum Bahari. Mengangkat topik “Mengenal Museum Bahari: Peluang Kolaborasi Perpustakaan, Museum, dan Pelestarian Cagar Budaya”, Firman memulai dengan mengajak peserta memikirkan kata pertama yang terlintas terkait “Madura”. Ia mencatat bahwa tidak satu pun peserta menyebut “perahu”, padahal Madura memiliki setidaknya 36 jenis perahu tradisional.

Menurut Firman, fenomena ini mencerminkan mulai pudarnya ingatan kolektif terhadap warisan budaya bahari Nusantara. Ia kemudian memaparkan sejarah berdirinya Museum Bahari di Jakarta serta berbagai program dan fasilitas yang dimiliki museum tersebut. Seluruh informasi ini membuka peluang kolaborasi antara museum dan sivitas akademika Ilmu Perpustakaan.

Materi kedua disampaikan oleh Dr. Pungki Purnomo, MLIS, dosen Program Studi Bahasa dan Sastra Arab UIN Jakarta. Ia menegaskan bahwa disiplin Ilmu Perpustakaan memiliki cakupan luas yang tidak hanya mencakup perpustakaan, tetapi juga arsip dan museum.

Dr. Pungki menjelaskan bahwa kolaborasi antara Ilmu Perpustakaan dan museum dapat memberikan akses riset yang lebih luas dan mendalam. Hal ini sangat bermanfaat bagi dosen maupun mahasiswa dalam penguatan penelitian dan pengembangan karier. Menurutnya, lulusan Ilmu Perpustakaan memiliki kompetensi yang sangat sesuai untuk berkarier di dunia permuseuman. Ia menutup pemaparannya dengan kesimpulan bahwa kolaborasi lintas mitra mampu mendorong perkembangan berbagai pihak—mahasiswa, dosen, maupun institusi mitra.

Setelah sesi diskusi dan tanya jawab, acara resmi ditutup oleh moderator. Seminar ini diharapkan menjadi langkah awal dalam memperkuat sinergi antara perpustakaan, museum, dan lembaga pelestarian budaya, serta mendorong pemberdayaan masyarakat yang lebih berkelanjutan melalui kolaborasi akademik dan praktis.

Dokumentasi: