Skip to content
fah@uinjkt.ac.id
News
HMJ Tarjamah Gelar Dialog Kebangsaan dengan undang Tokoh Nasional
Opening Ceremony Transfest dibuka dengan Dialog Kebangsaan
HMJ BSA Gelar Seminar Kesusastraan sekaligus Pembukaan Acara Festival Arab Nusantara 2019
FAH Selenggarakan Workhop Submit Jurnal Internasional
HMJ BSA Gelar Tes dan Workshop TOAFL
Kontak
HOME
PROFILE
DEKAN FAH
Tentang Fakultas
VISI, MISI, DAN TUJUAN
Struktur Organisasi
Puskominfo FAH
Rencana Strategis FAH
Rencana Operasional FAH
AKADEMIK
Persuratan Mahasiswa
Kalender Akademik
PROGRAM STUDI
Bahasa dan Sastra Arab
Sejarah Peradaban Islam
Tarjamah
Sastra Inggris
Ilmu Perpustakaan
Magister
Magister Sejarah dan Kebudayaan Islam
Magister Bahasa dan Sastra Arab
PUBLIKASI
BULETIN FAH
Publikasi Dosen
Journal Al-turats
Journal Insaniyat
Alumni & Kemahasiswaan
Beasiswa
Bidikmisi
BLU
Form Kinerja Lulusan
Kuesioner Pelacakan Alumni
Data Alumni FAH
Alumni UIN Jakarta
AKREDITASI
Pendaftaran Magister FAH 2019
17
Jul
2019
Post navigation
Workshop Pendampingan dan Percepatan Akreditasi Jurnal Elektronik
Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Tarjamah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar Dialog Kebangsaan dengan tema “Refleksi 74 Tahun Bangsa Indonesia; Orde Baru, Gaya Baru?”. Kegiatan yang digelar pada rangkaian kegiatan Translation Festival di Hall Student Center UIN Jakarta, menghadirkan narasumber Haris Azhar, Rocky Gerung, Siti Zuhro dan Sukron Kamil. Senin (9/12). Haris Azhar menyampaikan melalui dialog kebangsaan, Orde Baru (Orba) merupakan penguasaan alam pikir, dan agenda orde baru meluhurkan pembangunan, hampir sama seperti rezim Jokowi sekarang ini. Ia juga menyebutkan bahwa anak muda lah yang bertugas memperbaiki segala sesuatu yang dirusak oleh orde baru. “Yang bertugas untuk memperbaiki segala sesuatu yang dirusak oleh orde baru siapa? Anak muda, ” tegasnya. [caption id="attachment_5312" align="aligncenter" width="640"] Siti Zuhroh saat menyampaikan materi di hadapan audiens[/caption] Lain halnya dengan Siti Zuhro yang juga turut memberikan materi terkait ideologi masyarakat Indonesia, yakni Pancasila. Ia menyebutkan bahwa Indonesia sedang mengalami krisis Pancasila atau kehilangan Pancasila. “Saat ini, negara kita sedang mengalami krisis pancasila atau kehilangan Pancasila”. Berikutnya, Guru besar Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta, Sukron Kamil menyebutkan bahwa pembangunan infrastruktur negara sangat berlebihan. “Salah satu dari lima hal yang menyatakan tidak adanya pembeda antara rezim Jokowi dengan rezim Orba adalah pembangunan infrastruktur negara yang berlebihan,” ungkapnya. Terakhir, Rocky Gerung yang mengkritik habis elit politik negara Indonesia, ia menyebutkan ingin mengoreksi logika pemimpin bangsa. “Saya ingin mengoreksi kekacauan logika pemimpin Bangsa ini. Sekarang gini, tidak ada yang bilang bahwa Pancasila adalah ideologi negara, Hal ini dikarenakan bahwa tidak ada yang menyatakan itu,” ungkap Rocky. Diakhir, ia juga menyebutkan bahwa Penerjemah sangat dibutuhkan karena istana gagal untuk menerjemahkan arti sosial, kebangsaan, dan keadilan. “Penerjemah saat ini berfungsi untuk menerjemahkan arti sosial, kebangsaan, dan keadilan yang gagal diterjemahkan pemerintah,” tutup Rocky. Reporter: Tubagus Aghnia Editor: AY